Tak Berkategori

Beredar Isu Vaksin Booster Kedaluwarsa, Begini Penjelasan Dinkes Balikpapan

apahabar.com, BALIKPAPAN – Diterpa isu tak sedap mengenai vaksin booster menggunakan vaksin yang kedaluwarsa membuat Dinas…

Oleh Syarif
Situasi vaksinasi booster di Gedung Parkir Klandasan. Foto-apahabar.com/Riyadi

apahabar.com, BALIKPAPAN – Diterpa isu tak sedap mengenai vaksin booster menggunakan vaksin yang kedaluwarsa membuat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Balikpapan angkat bicara. Kepala Dinkes Balikpapan Andi Sri Juliarty membantah penggunaan vaksin booster kedaluwarsa tersebut.

“Nggak ada itu, nggak benar,” katanya ditemui di Gedung Parkir Klandasan pada Selasa (25/1).

Wanita yang akrab disapa Dio ini mengatakan bahwa seluruh vaksin booster yang digunakan sejak awal tidak kadaluarsa. Hal ini bisa dibuktikan dengan melihat secara langsung di botol vaksin tertera tanggal kadaluarsa.

“Bisa minta lihat silahkan, di botolnya ada masa kedaluwarsanya. Minta lihatkan aja, itu hak peserta. Malah pusat selalu menarik vaksin yang sudah mendekati kadaluarsa. Tapi alhamdulillah di Balikpapan belum ada vaksin kedaluwarsa yang digunakan,” ungkapnya.

Bahkan Andi menyarankan para peserta vaksin untuk memanfaatkan waktu saat di meja vaksinasi. Yakni selain melihat masa kadaluarsa vaksin, peserta juga bisa melihat isi dalam suntikan yang sempat ramai dibicarakan terkait suntikan kosong.

“Lalu soal suntikan kosong, peserta bisa melihat kok suntikannya. Lan ada kesempatan untuk berkomunikasi di meja skrining, nah kemudian peserta juga satu-satu, ya gunakanlah kesempatan itu untuk berkomunikasi, izin cek dan itu diperbolehkan,” jelasnya.

Ditanya soal pengurangan dosis pada vaksin booster, Dio mengatakan hal ini berdasarkan kajian dari beberapa kasus sebelumnya. Dimana pada penyuntikan booster pada tenaga kesehatan (nakes) banyak yang mengalami Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).

“Dosisnya dikurangi itu karena melihat sebelumnya yang disuntikkan ke nakes ada banyak KIPI. Kemarin nakes dikasih full dia tepar tepar, jadi dikurangi. Ya lebih efisien dan kemudian antibodi yang terbentuk tidak jauh berbeda,” pungkasnya.