Kalsel

Bercerita di Balik Gelap, Kisah Tunanetra yang Meniti Karier Jadi Dalang

apahabar.com, BANJARBARU – Meski mengalami keterbatasan penglihatan, pemuda asal Rantau Kabupaten Tapin, Ahmad bertekad melestarikan kesenian…

Amat Dalang ketika beraksi. Foto-Screenshoot Ini Budi Podcas

apahabar.com, BANJARBARU - Meski mengalami keterbatasan penglihatan, pemuda asal Rantau Kabupaten Tapin, Ahmad bertekad melestarikan kesenian wayang kulit Banjar. Kepiawaiannya bercerita di balik gelap sukses menarik perhatian publik. Dia pun kini dikenal dengan Amat Dalang.

“Ini hobi saya dari kecil, saya banyak mendengar cerita wayang dari radio. Menonton langsung acaranya, dan menjadi dalang ini memang cita-cita,” ujar Amat yang mengaku masih bisa sedikit menglihat, Kamis (8/7).

Menurut Amat, saat ini dirinya lebih cocok disebut pencerita ketimbang dalang. Sebab, ia juga belum memiliki alat untuk mendalang.

“Alat saya tidak ada, jadi saya ini bisa dibilang pencerita, karena kalau dalang itu ada alatnya seperti seperangkat wayang kulit. Sedangkan saya masih menggunakan alat seadanya,” ungkapnya.

Untuk diketahui, Amat Dalang menggunakan lampu, kayu dan besi sebagai wayang dalam setiap cerita yang dibawakannya.

Amat Dalang sendiri mempelajari kesenian wayang Banjar ini secara otodidak sejak kecil. Dia mulai melebarkan sayap ke dunia maya setahun belakangan ini.

Ahmad atau Amat Dalang. Foto-apahabar.com/Fida

“Saya belajar sendiri jadi dalang sudah mulai kecil di kampung. Terus belajar ke orang yang bisa bekisah (bercerita), dari kampung ke kampung belajar sama orang, kemudian di panti sosial bina netra Fajar Harapan ini tepatnya pada Ramadan tahun lalu, saya mulai mengembangkannya lewat dunia maya,” ucapnya.

Amat Dalang mulai membuka chanel youtube pribadi yang bernama Amat Dalang beberapa waktu lalu. Namun sebelum itu, ia sudah tampil di chanel youtube Aan Setiawan MD.

Video Amat Dalang banyak mendapat like dan komentar positif dari netizen. Penontonnya lumayan, dari ratusan hingga ribuan dalam satu video.

“Awalnya coba-coba, lalu banyak yang suka, banyak yang minta bawakan cerita ini dan itu, akhirnya mulai dikenal orang,” ucapnya.

Namun, tidak semua request netizen itu dikabulkannya. Sebab kata Amat Dalang, untuk membawakan cerita wayang, ia butuh suasana hati yang baik. Dalam artian, sedang tidak galau.

“Saat ini cerita yang dibawakan tergantung permintaan, banyak yang request cerita lewat WA dan FB. Tapi belum semuanya bisa saya bawakan. Karena membawakan cerita tergantung suasana hati. Kalau lagi senang dalam 1 bulan bisa sampai 4 kali mewayang. Kalau lagi galau atau ada problem bisa kurang dari itu,” ceritanya.

Ia mengaku, sudah banyak cerita yang ia bawakan. Favoritnya, cerita Mahabarata.

“Untuk cerita yang saya bawakan sudah tidak kehitungan lagi, yang paling saya suka mahabarata. Cerita-cerita yang saya sampaikan banyak dari mendengar dalang-dalang yang ada sambil cari-cari di youtube,” terangnya.

Amat Dalang mengaku tak punya figur dalang tertentu sebagai panutannya. Ia menyukai semua pedalang, utamanya dalang asal Kalsel.

“Panutan tertentu tidak ada, saya ya semua dalang di Kalsel, saya tidak memilih, semua saya suka. Karena semua tujuannya baik untuk melestarikan budaya,” katanya.

“Mendalang ini juga sebagai salah satu usaha saya melestarikan budaya Banjar. Saya pakai bahasa Banjar,” tutupnya.

Untuk diketahui, dalam chanel youtube pribadinya, video yang berjudul Pamula Pandir sudah dilihat ribuan orang dengan ratusan like dan puluhan komentar.

“Mantap, semangat terus,” ujar salah satu netizen di kolom komentar videonya.

“Mantap bng..semangat meulah kontennya,” timpal netizen lainnya.