Geliat UMKM

Berawal dari Coba-Coba, Kerajinan Besi Tabanan Tembus Pasar Global

Siapa sangka jika bahan-bahan seperti besi, kawat dan seng bisa dimanfaatkan menjadi kerajinan yang bernilai ekonomi tinggi.

Kerajinan hiasan berbahan besi, kawat dan seng di Kabupaten Tabanan, Bali. Foto: ANTARA

apahabar.com, JAKARTA - Siapa sangka jika bahan-bahan seperti besi, kawat dan seng bisa dimanfaatkan menjadi kerajinan yang bernilai ekonomi tinggi. Kerajinan tersebut bahkan bisa menembus pasar global.

Salah satunya terdapat di Kabupaten Tabanan, Bali. Industri rumahan yang dilakoni I Made Agus Semadi di kawasan Jalan Kasuari Desa Dauh Peken, Kabupaten Tabanan, Bali berhasil menjadikan kerajinan logam sebagai unit usaha yang membuatnya mampu bertahan di masa sulit, seperti pandemi COVID-19.

Dengan tekun Made Agus menjalani usahanya, meskipun prosesnya tidak semudah yang terlihat. Awalnya bahkan bermula dari coba-coba.

"Negara yang menjadi langganan kami dan sering memesan produk hasil kerajinan di antaranya Inggris, Prancis, Amerika, Australia hingga Italia," ujarnya.

Baca Juga: Sentra Tenun Jembrana, Wadah Pelestarian dan Edukasi Kerajinan Bali

Awalnya bahan baku seperti besi, seng dan kawat diurai dan dibentuk menjadi rangkaian berbagai macam bentuk karya seni. Karya seni yang dihasilkan sangat unik dan awalnya diproduksi dalam jumlah terbatas.

"Yang menarik seperti binatang, daun-daunan, bingkai serta tempat lilin," kata Made Agus.

Made Agus menjelaskan dirinya sudah mulai melakukan proses produksi barang-barang kerajinannya itu sejak tahun 1998. Secara perlahan dia mencoba beragam teknik untuk menghasilkan produk hingga seperti sekarang.

Dari sejumlah produk yang diproduksi, menurutnya barang yang paling diminati sehingga dipesan untuk di ekspor adalah kerajinan berupa tempat lilin.

Baca Juga: Lima Kiat Sukses Membangun Bisnis Kerajinan Tangan

"Barang-barang kerajinan yang kami produksi ini kami jual dengan harga bervariasi mulai dari Rp15 ribu sampai Rp50 ribu," ungkapnya.

Saat ini, untuk melakukan proses produksi di usaha rumahannya, Made Agus telah melibatkan 30 orang tenaga kerja yang berasal dari Bali maupun luar Bali.

“Kalau pengiriman bisa sampai 1.000 buah dan pengerjaannya bisa sampai satu minggu hingga satu bulan, tergantung kerumitan dari desain yang di buat," imbuh Made Agus.

Untuk desain kerajinan yang akan di buat, Made Agus biasanya menerima desain dari para pemesan yang memberikan motif. Selanjutnya perajin akan mengembangkan sesuai pesanan.

Baca Juga: Aktivitas Transaksi Terpantau, QRIS Alat Bantu UMKM Naik Kelas

Made Agus menambahkan, meskipun saat ini pengerjaan kerajinan ini mengalami kendala harga bahan baku yang terus meningkat, dirinya optimistis akan terus tetap eksis selama mau berinovasi dan melihat tren yang berkembang.

"Kami juga berharap pemerintah tetap memberi dorongan melalui pameran produk kerajinan rumahan kedepannya sebagai upaya pengembangan serta pemasaran hasil para perajin di Kabupaten Tabanan," pungkas Made Agus.