Liga Italia

Bentuk Lawan Rasisme di Italia, FIGC Kurangi Sanksi Romelu Lukaku

Striker Inter, Romelu Lukaku mendapat keringanan sanksi oleh Federasi Sepak Bola Italia (FIGC), dari sebelumnya dua kali larangan tampil menjadi satu kali.

Sanksi Romelu Lukaku dikurangi FIGC sebagai bentuk lawan rasisme di Italia. (Foto: dok. Inter)

apahabar.com, JAKARTA - Striker Inter, Romelu Lukaku mendapat keringanan sanksi oleh Federasi Sepak Bola Italia (FIGC), dari sebelumnya dua kali larangan tampil menjadi satu kali.

Keputusan itu diambil sebagai langkah dari badan sepak bola negeri pizza sebagai wujud melawan rasisme.

Lukaku sebelumnya mendapat sanksi dua kali larangan bermain karena mendapat kartu merah usai melakukan selebrasi provokatif di depan pendukung Juve, setelah mencetak gol penalti pada leg pertama semifinal Coppa Italia, 11 hari lalu.

“Itu adalah tanggapan atas pelecehan ras sebelum, selama, dan setelah hukuman,” tulis pernyataan FIGC dikutip dari BBC.

“Ukuran itu menegaskan kembali bagaimana perang melawan segala bentuk rasisme merupakan salah satu prinsio dasar dari sistem olahraga,” tambah Presiden FIGC Gabriele Gravina.

Baca Juga: Kritik Kondisi Rumput Stadion Getafe, Pelatih Barca Malah Jadi Bahan Ejekan

Pengurangan larangan bermain bagi Lukaku, berarti dirinya bisa kembali membela Inter di leg kedua semifinal Coppa melawan Juve, setelah bermain imban 1-1 pada pertemuan pertama.

Pemain asal Belgia itu memuji keputusan yang diambil Gravina, dan mengatakan: “Saya percaya. Keadilan telah ditegakkan.”

“Ini mengirimkan pesan yang bagus ke seluruh dunia olahrga dan sekitarnya. Ini telah menunjukkan bahwa ada keinginan untuk melawan rasisme,” tambah Lukaku.

Langkah FIGC merupakan buntut dari penolakan banding Inter yang dilakukan oleh Pengadilan Banding Olahraga Italia, sehari sebelumnya.

Baca Juga: Real Madrid Jaga Peluang Tipis Gelar LaLiga, Courtois: Kami Akan Berjuang!

Sebelumnya, Inter mengungkapkan kekecewaan melalui pernyataan resmi klub, yang berbunyi: “FC Internazionale Milano merasa harus mengkonsolidasikan dukungannya untuk sang pemain dan mengungkapkan kesedihan yang mendalam atas fakta bahwa korban telah menjadi satu-satunya pihak yang bersalah.”

Sementara Juventus yang mendapat perintah menutup sebagian tribun mereka, lokasi di mana nyanyian rasis dikumandangkan oleh para suporter, justru mendapat dukungan dari pengadilan banding olahraga Italia dan mencabut sanksi tersebut.