Sekolah Di Negara Maju

Benarkah Sekolah di Negara Maju Tidak Memberikan PR?

PR merupakan tugas yang kerap dibebankan pada siswa di Indonesia. Namun, apakah sekolah di penjuru dunia lain juga menerapkan sistem pendidikan serupa?

Siswa di negara maju juga mengerjakan PR, tapi porsinya tak begitu banyak.

apahabar.com, JAKARTA - Pekerjaan rumah alias PR merupakan salah satu tugas sekolah yang kerap dibebankan pada siswa di Indonesia. Meski bertujuan mengasah kedisiplinan, tak sedikit siswa merasa kesal dengan banyaknya PR yang diberikan.

Hal tersebut tak ubahnya membuat mereka bertanya-tanya, apakah sekolah di penjuru dunia lain juga menerapkan sistem pendidikan serupa? Apakah siswa di negeri orang mengerjakan PR layaknya di Indonesia?

Fokus pada Pembelajaran Makna Kehidupan

Untuk mengupas pertanyaan di atas, Finlandia agaknya bisa menjadi contoh tepat. Sebab, negara ini memiliki sistem pendidikan yang terkenal maju di dunia. Padahal, beban belajar siswa di sana tak seberat di Indonesia.

Di Finlandia, siswa belajar dengan santai dan minim tekanan, bahkan nyaris tidak pernah diberikan tugas yang menumpuk, termasuk PR. Keberadaan tempat bimbel juga langka.

Baca Juga: 5 Hewan Peliharaan yang Bisa Menghilangkan Stres, Punya Salah Satunya?

Menteri Pendidikan dan Sains Finlandia tahun 2014, Krista Kiuru, pernah mengungkapkan alasan sistem pembelajaran yang demikian. Menurutnya, Negeri 1.000 Danau itu tak lebih mengutamakan akademik.

Alih-alih menekankan sisi akademik, sistem pendidikan di Finlandia cenderung mengajarkan makna hidup. Dengan begitu, siswa mampu mempelajari hal-hal relevan dengan kehidupan, seperti kemampuan berkomunikasi yang baik.

“Kami percaya sekolah itu penting untuk perkembangan citra diri yang baik, sensivitas yang kuat terhadap perasaan orang lain, dan mengerti tentang kepedulian untuk merawat sesama. Kami ingin semua itu tersinergi dalam pendidikan,” ujar Kiuru, dikutip dari The Atlantic, Selasa (8/11).

Tetap Berikan PR

Untuk masalah PR, siswa di Finlandia sejatinya tetap mendapatkan tugas tersebut dari sekolah. Sebab, pekerjaan rumah masih dianggap penting dalam proses belajar. 

Duta Besar (Dubes) Finlandia, Jari Sinkari, menegaskan bahwa Finlandia masih memberikan PR bagi para anak didik. “Kami masih punya PR,” ujarnya, dilansir dari liputan6.com.

Baca Juga: Gerhana Bulan Terjadi, Benarkah Tak Boleh Mandi? Ini Deretan Mitos terkait 'Blood Moon'

Namun, tentu porsi dari PR ini sendiri tidak begitu banyak. Rata-rata durasi anak mengerjakan PR hanya 2,8 jam dalam satu minggu.

Finlandia pun lebih berfokus pada kegiatan di sekolah, ketimbang memberika tugas untuk dikerjakan di rumah. Sistem pendidikan di negara tersebut mengutamakan prinsip seperti, “memperbanyak kegiatan ketika belajar di sekolah.”

Alih-alih membebani anak-anak dengan tugas ketika mereka di rumah, orang tua di Finlandia yakin kalau para guru akan memberikan semua pendidikan yang buah hatinya butuhkan saat sekolah.

Demikianlah sekilas pembahasan mengenai sistem pemberian pekerjaan rumah di salah satu negara maju, Finlandia. Setujukah Anda bila sistem pendidikan yang demikian diterapkan di Indonesia?