Kalteng

Belum Termasuk Kapuas, Belasan Ribu Jiwa Terdampak Banjir Kalteng

apahabar.com, PALANGKA RAYA – Sampai hari ini, Kalimantan Tengah (Kalteng) masih berstatus tanggap darurat banjir. Siaga…

Anggota TNI dan Polri meninjau kondisi banjir di Kecamatan Antang Kalang, Kotawaringin Timur, pada Rabu, 9 September 2020. Foto: Antara

apahabar.com, PALANGKA RAYA – Sampai hari ini, Kalimantan Tengah (Kalteng) masih berstatus tanggap darurat banjir.

Siaga banjir itu ditetapkan sejak 11 September, hingga 26 September 2020.

Penetapan status tersebut setelah melihat banjir yang melanda sejumlah desa di empat kabupaten.

Pemprov setempat merasa empat daerah itu perlu sesegera mungkin mendapatkan bantuan penanggulangan.

“Status tanggap darurat itu juga sebagai payung hukum Pemprov dalam membantu kabupaten lain yang kemungkinan terjadi bencana, khususnya banjir,” tambah Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Tengah Darliansyah, Selasa (15/9), dilansir Antara.

Dari hitungan BPBD, rupanya lumayan banyak warga yang terdampak air bah tersebut.

Sampai hari ini, setidaknya 17.515 jiwa dari 6.455 kepala keluarga (KK) terdampak banjir.

Mereka tersebar di empat kabupaten, yakni Lamandau, Seruyan, Katingan dan Kotawaringin Timur (Kotim).

Di Kabupaten Lamandau sendiri ada lima kecamatan, Seruyan enam kecamatan, Katingan tujuh kecamatan, dan Kotim tiga kecamatan yang mengalami kebanjiran.

Sementara, untuk banjir di Sungai Hanyu, Kabupaten Kapuas, Tim BPBD setempat segera menurunkan tim reaksi cepat.

Tim ini yang bertugas mengkaji dan mendata berapa banyak warga yang terdampak, termasuk fasilitas umum, fasilitas sosial, serta lainnya.

Data tersebut, menurutnya, sangat diperlukan agar Pemprov Kalteng dapat bergerak cepat memberikan bantuan.

“Baik itu menyalurkan sembako, upaya penanggulangan serta lainnya. Intinya, kami dari pemerintah provinsi sudah bergerak cepat membantu kabupaten menanggulangi bencana banjir ini,” kata dia.

Sementara untuk warga yang dievakuasi akibat banjir sudah terpantau di Kabupaten Lamandau 82 KK atau 267 jiwa.

Sedangkan wilayah terparah juga berada di Kabupaten Lamandau, yakni Belantik Raya dan Batang Kawa.

“Kalau untuk yang meninggal dunia akibat banjir, sampai saat ini belum ada laporan,” ujarnya.

Dua desa tersebut benar-benar tidak bisa diakses lewat darat, dan apabila harus lewat sungai sangat rawan dapat menimbulkan masalah dalam perjalanan.

Gubernur Sugianto Sabran, kata dia, berencana melakukan distribusi bantuan sembako kepada masyarakat terdampak banjir dengan menggunakan helikopter.

Editor: Fariz Fadhillah