Tak Berkategori

Belum Tanggap Darurat, Kabupaten Banjar Masih Berstatus Siaga Darurat, Apa Bedanya?

apahabar.com, MARTAPURA – Pemerintah Kabupaten Banjar belum menetapkan status tanggap darurat bencana di tengah melandanya banjir…

Oleh Syarif
BPBD Banjar sudah mendirikan Posko Siaga Darurat Bencana di halaman kantor BPDB di Jalan Sekumpul Ujung Desa Indrasari, Martapura, Kabupaten Banjar. Foto-Istimewa

apahabar.com, MARTAPURA – Pemerintah Kabupaten Banjar belum menetapkan status tanggap darurat bencana di tengah melandanya banjir di beberapa daerah Kalsel.

“Kita belum menetapkan tanggap darurat. Saat ini statusnya siaga darurat. Ditetapkan 10 November kemarin,” ujar Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjar, Irwan Kumar melalui Kabid Kedaruratan dan Logistik, Daryanto, Selasa (16/11).

Ada perbedaan antara siaga darurat dan tanggap darurat, seperti dikutip dari Peraturan Kepala BNPB nomor 3 tahun 2016 tentang sistem komando penanganan darurat bencana.

Status siaga darurat adalah keadaan ketika potensi ancaman bencana sudah mengarah pada terjadinya bencana, yang ditandai dengan adanya informasi peningkatan ancaman berdasarkan sistem peringatan dini yang diberlakukan dan pertimbangan dampak yang akan terjadi di masyarakat.

Sedangkan status tanggap darurat adalah keadaan ketika ancaman bencana terjadi dan telah mengganggu kehidupan dan penghidupan sekelompok orang masyarakat.

“Kalau bencana itu (sudah) betul-betul ada, tapi tidak kita mengharapkan ya kan seperti awal tahun kemarin itu, baru tanggap darurat namanya. Dan itu harus ditetapkan lagi statusnya oleh bupati,” ucap Daryanto.

Termasuk ujarnya lagi, berkaitan dengan anggaran jika sudah tanggap darurat maka bisa menggunakan dana dari pusat; APBN.

“Kalau siaga darurat masih berbentuk kegiatan yang sudah dianggarkan sebelumnya dalam APBD,” terangnya lagi.

Lebih jauh ia mengatakan, selama siaga darurat ini pihaknya sudah mendirikan posko di halaman kantor BPBD Banjar, dengan menyiapkan tim TRC total 25 personel untuk bersiaga selama 24 jam, jika terjadinya musibah bencana alam.

Ditambah lagi sejumlah alat penunjang seperti mobil pick up, perahu politely, perahu lipat, perahu karet, dan mesin alkon untuk digunakan menyedot air yang menggenangi tempat tinggal warga.

"Pada saat hujan kemarin, sudah kita coba di daerah Sekumpul untuk membantu mengeringkan genangan air menggenangi rumah warga," terangnya.

Waspada Wilayah Rawan Bencana

Di Kabupaten Banjar wilayah yang rawan banjir adalah yang berada di sepanjang bantaran Sungai Martapura.

Seperti di Kecamatan Pengaron, Simpang Empat, Mataraman, Astambul, Martapura Kota, Martapura Timur, Martapura Barat, hingga Sungai Tabuk.

"Yang paling terdampaknya lama itu ada di daerah hilir yang berbatasan dengan Banjarmasin, seperti di tahun kemarin di daerah Sungai Tabuk, Gambut, dan Kertak Hanyar," ucapnya.

Di wilayah hilir tersebut biasanya banjir lebih lama menggenang, karena terpengaruh oleh pasang surut air laut, sehingga jika volume air dari hulu meningkat ditambah air laut sedang pasang, terjadi genangan banjir.

Ditambah lagi fenomena La Nina saat ini bisa saja mendadak membuat air sungai meluap. Oleh karenanya, Daryanto menghimbau masyarakat agar waspada terhadap musibah bencana banjir.

"Atas perintah pak bupati agar waspada terhadap bencana banjir dengan berkaca awal tahun kemarin, terutama yang berada di sepanjang bantaran sungai, karena suatu saat bisa saja sungai itu meluap. Berhati-hati jika melakukan aktifitas di sungai, apalagi musim hujan bisa saja terjadi pohon tumbang," imbaunya.