Kalsel

Belum Tahu Banjir Pengaron, Sekdaprov Kalsel Segera Hubungi BPBD

apahabar.com, BANJARMASIN – Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Roy Rizali Anwar mengaku tak mengetahui soal…

Sekretaris Daerah Provinsi Kalsel Rizali Anwar membacakan tanggapan Gubernur Kalsel dalam rapat paripurna Istimewa DPRD Kalsel, Rabu (12/1). Foto-Humas.

apahabar.com, BANJARMASIN – Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Roy Rizali Anwar mengaku tak mengetahui soal banjir yang lagi-lagi merendam kawasan Pengaron, Kabupaten Banjar, Kalsel.

“Di mana banjir? saya belum dapat laporan,” ujar Roy, saat ditemui usai rapat Paripurna DPRD Kalsel, Rabu (12/1).

Roy berjanji segera meminta keterangan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terkait dampak banjir tersebut.

Ia mengatakan untuk mengatasi banjir, Pemerintah Kalsel sudah melakukan upaya mitigasi dengan pemetaan lokasi rawan.

“Mitigasi bencanan sudah kita ingatkan, dari Kabupaten hingga desa,” katanya.

Sebelumnya, Banjir di sejumlah wilayah Kecamatan Pengaron, Kabupaten Banjar, Kalsel, sedang mengalami puncaknya pagi ini, Rabu (12/1).

Kondisi banjir saat ini nyaris seperti dengan banjir besar awal 2021 lalu, di mana ketinggian air di Pasar Pengaron nyaris sampai atap.

"Ketinggian air di Pengaron hampir sama seperti [banjir] tahun kemarin," ujar Muhammad salah satu warga Pengaron.

Sejak kemarin, BPBD Kabupaten Banjar, para relawan dan aparat Forkopimcam Pengaron sudah mulai mengevakuasi warga.

Laporan sementara dari Koramil 1006-02/Pengaron, sedikitnya 298 rumah terendam dengan total 347 kepala keluarga (KK), di antaranya 371 jiwa mengungsi.

"Bersama babinsa kami terus memonitor kondisi air dan membantu warga yang terdampak banjir di 8 desa di wilayah Kecamatan Pengaron ini," kata Danramil Pengaron Peltu Ekodiyanto.

8 desa tersebut terdiri dari Desa Pengaron, Ati'im, Lobang Baru, Lumpangi, Benteng, Mengkauk, Antaraku, dan Lok Tunggul.

Untuk ketinggian air bervariasi, dari 20 sentimeter hingga 160 sentimeter.
Banjir besar di Pengaron ini setelah menerima banjir kiriman dari meluapnya Sungai Riam Kiwa di Kecamatan Sungai Pinang, kemarin.

Seperti pengalaman sebelum-sebelumnya, kondisi ini tidak berlangsung lama, dalam waktu 24 jam biasanya air sudah surut.

Namun siap-siap warga yang berada di wilayah hilir yang menerima kiriman luapan sungai, seperti di Astambul dan Martapura.