Kalsel

Belum Rapid Tes Tenaga Medis, Tabalong Mau New Normal?

apahabar.com, BANJARMASIN – Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Tabalong didesak untuk me-rapid tes para…

New normal versi Tabalong akan diterapkan di tengah pandemi Covid-19 mengingat hingga saat ini kasus positif Covid-19 di daerah penghasil migas itu dilaporkan nol. Foto: Tribunnews.com

apahabar.com, BANJARMASIN – Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Tabalong didesak untuk me-rapid tes para tenaga medis mereka.

Upaya itu dianggap sebagai langkah strategis sebelum salah satu daerah penghasil bahan bakar fosil itu benar-benar menerapkan kenormalan baru atau new normal di tengah pandemi Covid-19.

“Rapid tes untuk tenaga medis supaya mereka yang biasa berhadapan dengan pasien, tidak khawatir. Ini juga sebagai perlindungan pada tenaga medis baik yang tangani Covid atau pasien-pasien biasa,” kata Anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD Kalsel Firman Yusi kepada apahabar.com, Senin (1/6).

Hasil monitoring atau pengawasan DPRD Kalsel bulan lalu menemukan masih banyak petugas medis yang belum di-rapid tes.

Padahal mereka, kata Firman, sempat beberapa kali menangani penderita Covid-19 yang berhasil sembuh.

Dari informasi yang digali apahabar.com, pernyataan itu juga dibenarkan salah seorang narasumber apahabar.com.

Dia salah seorang tenaga medis di Kabupaten Tabalong. Demi keamanannya, identitasnya sengaja dirahasiakan.

Dia berujar sampai saat ini tidak semua tenaga medis dirapid tes terkait Covid-19.

Memang ada beberapa tenaga medis yang di rapid test, namun hanya segelintir.

“Hitungan jari,” ujar sumber itu.

Selain rapid tes, beredar rumor lima pasien di Tabalong yang wafat terindikasi Covid-19 di tengah masyarakat.

Namun rumor itu baru sebatas dugaan. Sebab, data GTPP Provinsi Kalsel, Kabupaten Tabalong jumlah orang meninggal akibat Covid masih nihil.

Dari lima pasien, media ini baru mendapat tiga data pasien.

Pertama, seorang perempuan berusia 44 tahun yang dimakamkan di Balangan dengan standar Covid-19, Senin 25 Mei 2020. Pasien ini belum sempat diuji PCR/swab.

Kedua, laki-laki berusia 32 tahun (26/05/2020) yang semula dirawat di RS Pertamina Tanjung dan kemudian dirujuk ke RSUD H. Badaruddin Tanjung. Juga dimakamkan dengan standar Covid-19. Ketiga (27/05/2020) laki-laki berusia 37 tahun.

Ketiganya telah dilakukan rapid test. Hasilnya reaktif. Sementara dua pasien terakhir masih menunggu hasil rapid test.

Kemarin, media ini berulang kali mencoba mengonfirmasikannya kepada Ketua GTPP Covid 19 Kabupaten Tabalong, yakni Bupati Tabalong, Anang Syakhfiani.

Anang baru merespons upaya konfirmasi media ini pada Selasa (2/6).

“Mohon maaf kami masih mantapkan konsep new normal, tapi belum waktunya diekspos,” singkat Anang via pesan tertulis.

Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tabalong Taufiqurrahman membantah kabar pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia.

Lima orang meninggal dunia dan dimakamkan sesuai protokol penanganan Covid-19 itu kata dia masih dalam proses pemeriksaan.

“Jadi isu itu tidak benar kalau ada orang Covid-19 yang meninggal. Semua yang meninggal masih dalam penelusuran, baik itu ODP atau PDP akan dimakamkan sesuai protokol untuk melindungi petugas,” ujarnya dihubungi apahabar.com, Selasa (2/6).

Lebih jauh, dari lima pasien yang meninggal dilaporkan ada yang sudah menjalani tes swab, namun hasilnya belum keluar.

Sementara soal hasil rapid test yang reaktif, ujar Taifiq, bisa saja berbanding terbalik dengan hasil swab.

“Hasil reaktif itu bisa saja karena virus selain virus Corona. Jadi rapid itu hanya untuk membantu penelusuran saja,” tuturnya.

Editor: Fariz Fadhillah