Hot Borneo

Belasan Jam Hilang, Nelayan Kuripan Batola Ditemukan di Perairan Palangkau Baru Kapuas

apahabar.com, KUALA KAPUAS – Belasan jam hilang di perairan Desa Palangkau Baru, Kecamatan Kapuas Murung, seorang…

Suasana rumah duka setelah nelayan yang menjadi korban tenggelam di perairan Desa Palangkau Baru ditemukan, Jumat (15/7) malam. Foto: Istimewa

apahabar.com, KUALA KAPUAS – Belasan jam hilang di perairan Desa Palangkau Baru, Kecamatan Kapuas Murung, seorang nelayan dari Kecamatan Kuripan, Barito Kuala, akhirnya ditemukan, Jumat (15/7) malam.

Korban yang diidentifikasi bernama Rahmiadi (41), ditemukan sudah meninggal dunia sekitar pukul 23.43 Wita.

Adapun pencarian dilakukan Dit Polairud Polda Kalteng, Dit Polairud Polda Kalsel dengan back up Polsek Kuripan, BPBD Batola, relawan dan masyarakat sekitar.

“Korban sudah ditemukan sekitar 50 meter dari diduga lokasi awal. Selanjutnya jenazah langsung dibawa ke rumah duka,” papar Syahrani, salah seorang relawan dari Batola.

Sebelumnya warga Desa Rimbun Tulang di Kecamatan Kuripan itu diduga hilang sejak pukul 08.00 WIB. Kejadian ini pertama kali diketahui saksi Ardiansyah (42).

Ketika melintas di tempat kejadian, Ardiansyah melihat kelotok kecil tak bertuan yang terombang-ambing di tengah sungai.

Setelah didekati, Ardiansyah mengenali kalau kelotok itu milik Rahmiadi. Dirasuki rasa curiga, saksi pun mulai memanggil-manggil nama korban.

Oleh karena tidak mendapat jawaban, Ardiansyah berinisiatif memberi kabar kepada warga Rimbun Tulang yang lain, sekaligus memulai pencarian.

Duka PODSI Batola

Tidak cuma keluarga, kepergian Rahmiadi juga menjadi duka mendalam untuk keluarga besar Persatuan Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) Batola.

Diketahui Rahmiadi merupakan mantan atlet dayung dengan spesialisasi nomor rowing. Pengalaman tanding sosok kelahiran 7 Juli 1981 tersebut cukup banyak.

Di antaranya pernah mewakili Kalsel di Pekan Olahraga Nasional (PON) 2000, serta dua kali membawa nama Batola di Pekan Olahraga Provinsi (Porprov).

“Almarhum berhasil lolos dari babak awal, meski belum dapat meraih medali di PON 2022. Kalau di Porprov, seingat saya Rahmiadi meraih sekitar 4 emas,” kenang Udin Jangga, salah seorang pelatih dayung Batola.

Semasa menjadi atlet, Rahmiadi dikenal sebagai sosok yang memiliki semangat tinggi, baik ketika berlatih maupun bertanding.

“Almarhum sudah menjadi atlet, ketika saya mulai berlatih dayung sekitar tahun 1998. Selain PON 2000, kami juga bersama-sama mengikuti Porda 2006 di Tapin,” jelas Nor Afni, salah seorang mantan atlet dayung Batola.

“Tentu saja kami terkejut, ketika mendengar Rahmiadi mengalami musibah. Kami berharap Almarhum mendapat husnul khatimah dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan,” tandasnya.

Almarhum Rahmiadi bersama salah seorang pelatih dayung Batola, Udin Jangga, ketika berada di pondokan atlet. Foto: Istimewa