SDGs Week 2023

Belantara Foundation Kenalkan Forest Restoration di SDGs Week 2023

Direktur Eksekutif Belantara Foundation, Dolly Priatna mengungkapkan restorasi ekosistem merupakan salah satu isu global yang penting saat ini.

Direktur Eksekutif Belantara Foundation, Dolly Priatna memperkenalkan program ‘Forest Restoration Project: SDGs Together’ yang dilaksanakan di Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim (Tahura SSH), wilayah Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu (GSK-BB), Riau. Foto: Belantara Foundation

apahabar.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Belantara Foundation Dolly Priatna mengungkapkan restorasi ekosistem merupakan salah satu isu global yang penting saat ini. Sidang Majelis Umum PBB telah mendeklarasikan the UN decade on ecosystem restoration untuk menyinergikan upaya restorasi ekosistem secara masif pada ekosistem yang rusak dan terganggu untuk periode 2021-2030.  

Saat menghadiri pameran SDGs Week 2023 - EcoPro di Tokyo Big Sight (Tokyo International Exhibition Center), Jepang, 6-8 Desember 2023, Dolly menegaskan restorasi ekosistem merupakan langkah efektif untuk memitigasi perubahan iklim dan meningkatkan ketahanan pangan, menjaga suplai air serta melindungi keanekaragaman hayati.

Restorasi ekosistem, imbuh Dolly, penting untuk memerhatikan dimensi sosial-ekonomi masyarakat. Dengan begitu, tidak hanya mengembalikan fungsi ekologis tetapi juga mengembalikan fungsi hutan sebagai sumber mata pencaharian yang berkelanjutan bagi masyarakat.

“Dengan tata kelola yang tepat, restorasi ekosistem mendukung pemulihan fungsi hutan sebagai penyedia manfaat lingkungan, sosial, dan ekonomi bagi masyarakat”, papar Dolly kepada apahabar.com di Jakarta, Selasa (12/12).

Baca Juga: Belantara Foundation Dorong Anak Muda Terlibat Pelestarian Satwa Liar

Pada kesempatan itu, Dolly memamerkan capaian sekaligus menyosialisasikan serta mempromosikan program ‘Forest Restoration Project: SDGs Together’ kepada dunia internasional.

Secara khusus, Belantara Foundation ingin mengajak mitra-mitra Asia Pulp & Paper Japan Ltd. (APPJ) untuk mendukung upaya pemulihan hutan tropis yang telah terdegradasi di Indonesia, khususnya di Provinsi Riau. Riau dipilih karena merupakan lokasi kerja sama pemulihan hutan antara Belantara Foundation dengan mitra-mitra APPJ dari Jepang.

Dolly Priatna mewakili Belantara Foundation, memberikan sertifikat tanda apresiasi kepada seluruh perusahaan di Jepang yang telah berkontribusi dan mendukung program “Forest Restoration Project: SDGs Together”, yang berlokasi di Tahura Sultan Syarif Hasyim, Riau. Foto: Belantara Foundation

“Forest Restoration Project: SDGs Together merupakan program yang dijalankan melalui donasi sebagian hasil penjualan produk oleh produsen kertas Indonesia, APP, kepada Belantara Foundation untuk menanam serta memelihara bibit pohon spesies asli dan langka di hutan Sumatera,” ujar Dolly.

Belantara Foundation menggagas program ‘Forest Restoration Project: SDGs Together’ di Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim (Tahura SSH), wilayah Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu (GSK-BB), Riau.

Baca Juga: Belantara Foundation Dorong Anak Muda Terlibat Pelestarian Satwa Liar

GSK-BB merupakan cagar biosfer yang ditetapkan UNESCO pada 2009 lalu, termasuk salah satu hutan gambut tropis terbesar di Sumatera yang memiliki peran penting dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim serta mengubah gaya hidup masyarakat lokal yang lestari dan berkelanjutan.

“Di samping itu, kawasan ini merupakan habitat bagi satwa liar karismatik seperti harimau Sumatera, gajah Sumatera, beruang madu dan tapir,” papar Dolly.

Belantara Foundation berpartisipasi pada Pameran SDGs Week 2023 - EcoPro yang digelar di Tokyo Big Sight (Tokyo International Exhibition Center), Jepang, 6-8 Desember 2023. Foto: Belantara Foundation

Program tersebut, ujar Dolly, berfokus pada penanaman dan perawatan pohon, serta perlindungan kawasan secara lestari dan berkelanjutan. Saat ini, Forest Restoration Project: SDGs Together telah berjalan selama tiga tahun.

“Dalam tiga tahun terakhir, telah dilakukan penanaman dan perawatan bibit pohon langka yang perlu dilestarikan seluas 69 Ha,” jelasnya.

Baca Juga: 4 Bank Terbesar di Indonesia Berkontribusi Merusak Hutan

Jenis bibit pohon tersebut meliputi merawan (Hopea mengarawan), ramin (Gonystylus bancanus) dan balam (Palaquium burckii) yang masuk ke dalam status kategori kritis atau Critically Endangered (CR), balangeran (Shorea balangeran) masuk ke dalam kategori rentan atau Vulnerable (VU) dan meranti lambai (Shorea acuminata) masuk ke dalam kategori hampir terancam punah atau Near Threatened (NT) menurut daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN).

“Selain itu, dilakukan pemasangan papan nama proyek, membangun rumah pembibitan, membangun pondok kerja, patroli hutan, memberikan peningkatan kapasitas bagi masyarakat, serta melakukan monitoring dan evaluasi,” papar Dolly.

Senada, Representative Director APPJ Tan Ui Sian menjelaskan Forest Restoration Project: SDGs Together merupakan bentuk dukungan dan langkah nyata APPJ untuk berkontribusi dalam restorasi ekosistem di wilayah Cagar Biosfer GSK-BB, Riau. Rencananya program tersebut akan dilanjutkan hingga 2024.

“Forest Restoration Project: SDGs Together juga mendukung target sustainable development goals (SDGs) ke 15, yaitu melindungi, memulihkan, dan mendukung penggunaan yang berkelanjutan terhadap ekosistem,” papar Tan.

Baca Juga: UMKM Hijau, PT Alam Siak Lestari Terapkan Bisnis Ramah Lingkungan

Perhelatan SDGs Week EXPO 2023 - EcoPro ke-25 ini merupakan ajang pameran yang diikuti ratusan peserta untuk memperbarui inovasi-inovasi yang dilakukan para pihak di Jepang, termasuk sektor swasta, universitas, NGO, serta pemerintah, untuk menuju sustainability dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) PBB. Foto: Belantara Foundation

Selain itu ada target SDGs ke 12 yakni produksi dan konsumsi yang bertanggung jawab, kemudian target ke 13 yaitu mengambil tindakan cepat untuk mengatasi perubahan iklim dan dampaknya, target ke 15 yaitu kehidupan di daratan, serta target SDGs ke 17 yaitu menguatkan sarana pelaksanaan dan merevitalisasi kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan.

Di tempat terpisah, Kepala KPHP Minas Tahura Matnuril menegaskan, pihaknya mengapresiasi dan mendukung penuh upaya restorasi ekosistem yang dilakukan bersama Belantara Foundation dan KTH Tahura Sultan Syarif Hasyim yang didukung oleh APPJ dan pemangku kepantingan yang lain.

“Upaya ini diharapkan mampu memberikan kontribusi signifikan bagi penambahan luasan kawasan hutan terdegradasi yang telah dipulihkan di Provinsi Riau”, kata Matnuril.