JK Rowling

Belajar Makna Pantang Menyerah dari JK Rowling, Pembuat Dunia Sihir ‘Harry Potter’

J. K. Rowling mesti bekerja lebih keras untuk menuai kesuksesan. Betapa tidak, karyanya yang kini mendunia, Harry Potter, ternyata sempat ditolak berulang kali

Sosok JK. Rowling yang menginspirasi dunia. (Foto: dok. CNBC)

apahabar.com, JAKARTA - “Working hard is important, but there's something that matters even more: believing in yourself. (Bekerja keras itu penting, namun yang lebih peting adalah percaya pada diri sendiri.)”

Demikian kutipan Harry Potter dalam novel kelima yang berjudul Harry Potter and The Order of The Phoenix. Petuah bijak itu agaknya terinspirasi dari kisah nyata yang dialami sang pencipta, Joanne Rowling.

Perempuan yang lebih dikenal sebagai J. K. Rowling itu mesti bekerja lebih keras untuk menuai kesuksesan. Betapa tidak, karyanya yang kini mendunia – Harry Potter – ternyata pernah ditolak berulang kali.

Ditolak karena Terlalu Imajinatif

Sebelum meledak di pasaran, J. K. Rowling membutuhkan waktu lima tahun untuk menulis naskah awal Harry Potter. Buku yang mulai digarap pada 1990 ini mengusung premis soal kehidupan penyihir.

Siapa sangka, ide tersebut muncul ketika wanita kelahiran 31 Juli 1965 itu tengah berada di dalam kereta api menuju London. Naskah awal dari novel bertutur dunia sihir ini pun sukses diselesaikan pada 1995 dengan judul Harry Potter and The Philosophers Stone.

Rowling lantas mengirimkan karyanya itu ke sejumlah penerbit. Namun, hasilnya nihil – dia malah menerima 13 kali penolakan. Penerbit berdalih, novel Harry Potter terlalu sulit untuk dipahami anak-anak.

Tak Terpuruk meski Kondisi Memburuk

Sebagaimana manusia pada umumnya, Rowling merasa kecewa lantaran karya yang ditulisnya selama bertahun-tahun ditolak berbagai penerbit. Terlebih, kala itu, dia juga tengah dihadapkan dengan perceraian.

Rowling – yang saat itu menjadi pengangguran – harus menghadapi masalah untuk menghidupi diri dan anaknya. Bahkan, dokter mendiagnosanya menderita depresi klinis. Kendati begitu, dia tak menyerah untuk terus menawarkan karyanya ke penerbit.

Menemukan Secercah Harapan

Meski mengalami penolakan berkali-kali sampai depresi, Rowling pantang menyerah. Dirinya terus mengirimkan naskah cerita Harry Potter ke berbagai penerbit lain. 

Sampai akhirnya, pada 1997, si pembuat ‘dunia sihir’ itu menemukan secercah harapan. Tepatnya pada 26 Juni, novel bertajuk Harry Potter and The Philosophers Stone berhasil diterbitkan oleh penerbit kecil bernama bloomsbury

Berbeda dari penerbit lain yang menganggap Harry Potter terlampau di luar nalar, bloomsbury justru menilai karya tersebut amat menarik. Mereka yakin bahwasanya cerita garapan Rowling itu bakal meledak di pasaran.

Benar saja, usai diterbitkan, novel Harry Potter mendapat sambutan baik dari berbagai kalangan. Malahan, buku ini menjadi best seller di mana-mana.

Berkaca dari kesuksesan tersebut, Rowling makin terpacu untuk memproduksi karya-karyanya. Alhasil, kisah dunia sihir Harry Potter pun terus berlanjut hingga buku ketujuh.

“Mustahil hidup tanpa pernah gagal sekali pun, kecuali Anda menjalani hidup dengan sangat hati-hati – dan itu sama saja dengan tidak hidup sama sekali. [...] kegagalan memberi saya perasaan aman batiniah yang tidak pernah saya rasakan saat lulus dari berbagai ujian,” demikian hikmah yang dipetik J. K. Rowling sendiri dari perjalanan hidupnya.