News

Belajar dari Kecelakaan Vanessa Angel, Berikut Tips Aman Mengemudi

apahabar.com, JAKARTA – Kecelakaan tragis yang menewaskan Vanessa Angel dan Bibi Ardiansyah, membuat berkendara seolah menjadi…

Fitra Eri memberikan tips aman berkendara di jalan tol, termasuk antisipasi sejumlah kejadian tidak terduga. Foto: Okezone

apahabar.com, JAKARTA – Kecelakaan tragis yang menewaskan Vanessa Angel dan Bibi Ardiansyah, membuat berkendara seolah menjadi pembunuh nomor satu. Namun terdapat sejumlah tips yang dapat meminimalisir penyebab kecelakaan.

Pasangan suami istri itu meninggal akibat kecelakaan tunggal di Kilometer 673, Jawa Timur, Kamis (4/11) pukul 12.36 WIB.

Dalam kecelakaan tersebut, Vanessa dan Bibi Adriansyah meninggal dunia di tempat. Sementara tiga orang lain, termasuk anak, asisten, sopir, mengalami luka-luka.

Awalnya mobil Mitsubishi Pajero Sport yang mereka tumpangi melaju dari arah Jakarta. Setibanya di lokasi kecelakaan, mobil menabrak pembatas beton sebelah kiri.

Akibatnya mobil terpelanting, berputar, dan berhenti di jalur cepat. Vanessa yang diduga tak mengenakan sabuk pengaman, terlempar hingga keluar mobil.

Tak urung insiden itu membuat gentar sejumlah masyarakat. Padahal di sisi lain, mereka setiap hari melakukan perjalanan jauh maupun dekat.

Namun demikian, terdapat sejumlah tips yang dapat meminimalisir kecelakaan. Tips ini disampaikan pebalap mobil yang juga YouTuber, Fitra Eri, melalui kanal pribadi, Kamis (5/11).

Berikut tips dalam video yang sudah disaksikan lebih dari 1,2 juta dan menjadi salah satu trending di YouTube.

1. Perhatikan Cuaca

Cuaca buruk seperti hujan dan angin bisa mempengaruhi stabilitas, daya cengkeram ban, dan jarak pandang ke depan.

Apabila cuaca semakin memburuk, dianjurkan menurunkan kecepatan secara perlahan dan menjaga jarak aman mobil dengan mobil di depan.

2. Pertimbangkan Kondisi Jalan

Sekalipun kecepatan di jalan tol diperbolehkan antara 60 hingga 100 kilometer per jam, pengemudi tetap harus memperhatikan kondisi jalan.

“Terlebih kondisi jalan tol di beberapa daerah Indonesia tidak mulus seperti berlubang, tambalan atau jembatan bisa membuat mobil melompat,” papar Fitra Eri.

“Untuk mengantisipasi kondisi ini, jangan melebihi batas kecepatan dan jangan hanya melihat bemper mobil depan saja. Kalau pandangan terhalang, sebaiknya bergeser sedikit atau mengambil jalur berbeda,” imbuhnya.

3. Jangan Manuver Mendadak

Manuver mendadak seperti mengerem dan belok, bisa membuat mobil melintir dan terbalik. Meski mobil sudah menggunakan stability control, itu hanya meminimalkan kemungkinan celaka.

Antisipasi ini selayaknya diperhatikan, terlebih mobil dengan ground clearance tinggi seperti Pajero Sport, Toyota Fortuner dan jenis SUV lain.

4. Perhatikan Kondisi Ban

Kondisi ban mobil botak bisa sangat membahayakan terutama ketika mengemudi di bawah hujan. Penyebabnya ban botak tidak memiliki alur untuk membuang air dengan baik.

Ban harus diganti tanpa harus menunggu botak, melainkan ketika gundukan atau benjolan di tengah alur pembuangan air sudah menipis.

5. Jangan Lewati Genangan

Genangan air bisa memunculkan resiko aquaplaning, apabila terlalu dalam. Biasanya berada di pinggir jalan.

Kalau sudah terlanjur menginjak genangan air, usahakan setir tetap lurus. Andai terjadi aquaplaning, mobil tetap diarahkan ke depan dan kecepatan dikurangi secara gradual tanpa menginjak rem.

6. Perhatikan Kecepatan

Berkendara melebihi batas maksimum kecepatan akan sangat berbahaya. Jarak pengereman mobil dari 100 kilometer per jam sampai berhenti hanya sekitar 45 hingga 50 meter.

“Setiap pertambahan speed dua kali, jarak pengereman bertambah empat kali. Cara mudah mengatur tingkat kecepatan adalah mengikuti kecepatan rata-rata mobil lain di sekitar,” jelas Fitra.

7. Jaga Jarak Aman

Menjaga jarak aman adalah keharusan untuk menghindari kecelakaan beruntun. Cara Lebih baik menjaga jarak aman adalah menggunakan metode waktu.

“Mobil minimal harus berada 2 detik dari kendaraan di depan kalau keadaan kering. Kemudian keadaan basah minimal 3 detik ke depan,” beber Fitra.

“Cara menghitungnya adalah begitu mobil di depan melintasi satu patokan (pohon, tiang listri atau rambu), langsung hitung dalam hati. Apabila belum sampai 2 detik dan mobil melewati titik yang sama, berarti jarak belum aman,” sambungnya.

8. Konsentrasi

Hilang konsentrasi disebabkan berbagai macam. Namun yang paling sering adalah gangguan seperti makan, menggunakan ponsel atau penumpang lain.

9. Lelah dan mengantuk

Tips mencegah lelah dan mengantuk adalah diusahakan bergantian mengemudi setiap satu atau dua jam, serta sebisa mungkin berkendara dalam jam biologis.

“Kalau biasa bangun pagi, berarti harus berkendara pagi hari. Jangan bersikeras berkendara di tengah malam,” beber Fitra.

“Mengantuk juga disebabkan suara yang konstan. Misalnya suara musik, angin atau ban. Kalau sudah mengantuk dan lelah, jangan pernah berkendara,” sambungnya.

10. Ban Pecah

Seharusnya ban pecah tak menyebabkan kecelakaan fatal, karena bisa diminimalisir. Syaratnya jangan panik, menginjak rem atau langsung membanting setir.

“Jangan melakukan apapun, termasuk menginjak rem. Kalau rem diinjak, dipastikan mobil akan melintir. Sebaiknya pertahankan posisi setir, kurangi gas perlahan dan menepi,” tegas Fitra,

“Setelah kecepatan sudah di bawah 30 kilometer per jam, perlahan rem diinjak. Namun hati-hati karena terbuka kemungkinan setir membanting ke arah berbeda,” tandasnya.