Bekasi Darurat Begal

Bekasi Darurat Begal, Simak Kata Sosiolog

Maraknya aksi pembegalan di Bekasi dilatari faktor ekonomi. Begitulah analisa dari Sosiolog Universitas Ibnu Chaldun, Musni Umar.

Rekaman CCTV begal di Sumurbatu, Bantargebang, Kota Bekasi. Foto: tangkapan layar Instagram @bekasi_24_jam

apahabar.com, BEKASI - Maraknya aksi pembegalan di Bekasi dilatari faktor ekonomi. Begitulah analisa dari Sosiolog Universitas Ibnu Chaldun, Musni Umar.

"Aksi begal yang terjadi di berbagai daerah khususnya di Bekasi, tidak terlepas dari fenomena kesulitan hidup yang dialami sebagian besar masyarakat bawah," katanya kepada apahabar.com, Jumat (7/7) malam.

Apalagi kondisi ekonomi makin melemah pasca Covid-19. Menyebabkan banyak perusahaan mikro, kecil, menengah dan besar kesulitan hingga akhirnya berdampak pada PHK massal.

Baca Juga: Dalam 3 Pekan, Terjadi 4 Aksi: Bekasi Darurat Begal!

Pasca pandemi, terjadi pula perang Rusia-Ukraina. Yang sampai saat ini masih berlangsung. Hal itu memberikan dampak luas secara ekonomi. 

Dampak lanjutannya, daya beli masyarakat internasional melemah, sehingga kebutuhan impor negara-negara di dunia termasuk negara maju berkurang. Banyak impor ilegal dari China masuk ke Indonesia, sehingga industri dalam negeri tak kompetitif.

"Kalau industri dalam negeri banyak tutup, maka lapangan kerja tidak terbuka. Dampaknya daya beli masyarakat otomatis melemah. Dampak lanjutannya, usaha mikro, kecil dan menengah tidak bisa menjadi penyelamat bagi mereka yang di PHK seperti ketika krisis ekonomi 1998,” jelasnya.

Akibat kesulitan ekonomi itu, kata Musni, tak sedikit masyarakat yang akhirnya bunuh diri, keluarga berantakan dan terpaksa bercerai, membegal, mencuri dan bahkan merampok.

Selain faktor ekonomi, Musni menilai faktor pendidikan dan penanaman iman dari keluarga juga berpengaruh.

Baca Juga: Pulang Beli Sayur, Seorang Ibu di Bekasi Dibegal

"Kalau pendidikannya benar, sesusah apapun itu orang gak mau membegal harta orang, mencuri, merampok, gak mau,” ucapnya.

Menurut Musni, peran kepolisian dalam keamanan negara memang penting. Namun, yang lebih penting dari itu adalah kesadaran dari pribadi masyarakat masing-masing.

"Tanpa keamanan pun kalau masyarakatnya sudah sadar, imannya kuat, bahwa yang mengawasi itu tidak hanya polisi tapi juga Allah. Dia gak akan melakukan perbuatan jahat," tuturnya.