Kalsel

Bekali Informasi Lahan Gambut Indonesia, AJI Perkenalkan PRIMS

apahabar.com, BANJARMASIN – Banjarmasin menjadi kota kelima dalam workshop PRIMS Gambut atas inisiasi Aliansi Jurnalis Indonesia…

Pengenalan PRIMS oleh WRI Indonesia dalam Workshop PRIMS untuk berita dan riset yang akurat lagi kaya data di Hotel Aston Banua, Senin (9/12) siang. Foto-apahabar.com/Musnita Sari

apahabar.com, BANJARMASIN – Banjarmasin menjadi kota kelima dalam workshop PRIMS Gambut atas inisiasi Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI).

Puluhan Wartawan dan beberapa perwakilan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) menjadi peserta yang dibekali pengetahuan mengenai kondisi lahan gambut di provinsi prioritas Badan Restorasi Gambut (BRG).

“Ini wahana untuk berkomunikasi dengan masyarakat luas. (PRIMS) menyajikan kondisi gambut seperti apa,” ungkap Deputi Perencanaan dan Kerjasama BRG, Budi Wardhana kepada awak media di sela workshop PRIMS, di Hotel Aston Banua, Senin (9/12) siang.

Lewat PRIMS, informasi mengenai kondisi gambut dapat diakses secara keseluruhan. Seperti rencana restorasi, kegiatan desa peduli gambut, indeks kelembapan tanah, hingga menampilkan peta sebaran titik panas.

Data tersebut dapat diakses oleh pemerintah, mitra pembangunan, masyarakat, atau LSM dalam hal ini juga para wartawan. “Di sini kami mencoba menarik semua informasi dalam satu platform. Memudahkan untuk menumpangtindihkan data dalam satu layer,” jelasnya.

Restorasi saja kata dia, tidaklah cukup. Sehingga BRG melakukan implementasi, mencoba memonitor pemanfaatan lahan gambut dari waktu ke waktu.“Apakah gambut dimanfaatkan secara benar atau ada terjadi pengrusakan,” tuturnya.

PRIMS menghadirkan informasi secara terbuka. Data itu kata Budi akan diperbaharui setiap 3 jam dalam sehari. “Karena memang harus difilter dulu dan fokusnya di lahan gambut,” ujarnya

Membuka pelatihan ini, jurnalis senior Budi Dayak Kurniawan berkesempatan menyampaikan isu lingkungan di Kalimantan Selatan.

“Istilah Karhutla, kurang pas untuk disebut di wilayah kalsel, lebih pasnya adalah kebakaran lahan. Apalagi ketika kebakaran lahan terjadi di sekitar bandara, BRG dianggap gagal oleh banyak pihak,” bebernya

Selanjutnya, para peserta kemudian diperkenalkan dengan laman PRIMS yang dipandu oleh tim WRI Indonesia (World Resources Institute). Sesi ini membantu peserta khususnya wartawan mengakses informasi serta memantau aktivitas restorasi di lapangan secara terkini.

Deputi Perencanaan dan Kerjasama BRG, Budi Wardhana. Foto-apahabar.com/Musnita Sari

Baca Juga: Riset IFJ-AJI: Kebebasan Media di Indonesia Stagnan

Baca Juga: Tinjau Proyek Jalan di Pedesaan, Sayed Jafar Rela Jalan Kaki 2 Kilometer

Reporter: Musnita SariEditor: Syarif