Nasional

Begini Khobz Diproduksi dan Diantar ke Pengungsi Suriah

apahabar.com, JAKARTA – Serbuk terigu berterbangan di atas mesin pengaduk adonan. Seorang pekerja lain segera datang…

Tim ACT terus mendistribusikan Khobz ke pengungsi di Suriah. Foto ACT for apahabar.com

apahabar.com, JAKARTA – Serbuk terigu berterbangan di atas mesin pengaduk adonan. Seorang pekerja lain segera datang menenteng karung kecil berisi ragi. Perlahan-lahan ragi dituangkan ke adonan air dan tepung itu. Mesin terus mengaduk hingga adonan kalis.

Bekerja sama dengan dua pabrik roti lokal di Suriah, Aksi Cepat Tanggap (ACT) memproduksi dan mendistribusikan ribuan helai roti untuk pengungsi internal Suriah. Khobz, begitu warga Suriah menyebut roti pipih itu, menjadi santapan utama yang disandingkan dengan lauk-pauk.

Setiap hari, pabrik roti di Idlib yang dikelola ACT memproduksi ribuan helai khobz untuk puluhan ribu pengungsi Suriah.

Pada distribusi kali ini, pabrik roti tersebut menyuplai kebutuhan pangan pengungsi sejak pekan pertama April lalu. "Ini daily routine program. Dilaksanakan sejak April hingga awal Juni ini," lapor Firdaus Guritno dari tim Global Humanity Response (GHR)-ACT, dalam siaran pers, Kamis (27/6) pagi.

Roti-roti tersebut diproduksi dari dua pabrik berbeda. Satu pabrik berada di wilayah Jenubiyah dan lainnya di Tramla, sedangkan distribusi dilakukan di sejumlah wilayah. "Distribusi dilakukan di Janudiyeh, Zof, Ma'arrat An Nu'm, Maasaran, Kherbet Eljoz; Tramla dan Kafrsajna," lanjut Firdaus.

Di siang hari, roti diantarkan menggunakan mini bus ke kamp-kamp para pengungsi. Pendistribusian roti kali ini merupakan hasil kolaborasi ACT dengan platform donasi Kitabisa.

Saat kendaraan pengangkut khobz tiba, puluhan anak telah mengantre. Dari tenda-tenda terpal itu, sejumlah anak yang lebih kecil mengintip keramaian di luar. Sebagian orang tua pun mengantre.

Khobz bantuan masyarakat Indonesia ini menjaga hingga 87.000 pengungsi internal korban perang Suriah dari kelaparan. Firdaus menjelaskan, khobz menjadi makanan pokok masyarakat Suriah.

Sebelumnya, pabrik roti yang ACT kelola berada di Turki, tepatnya di Reyhanli. Namun pada Ramadan lalu, pabrik roti pindah, masuk ke wilayah Suriah untuk didistribusikan kepada warga yang tinggal di Idlib, salah satu kota yang mengalami konflik.

Tahun ini, konflik militer Suriah telah memasuki warsa kedelapan. Di akhir 2018, lebih dari enam juta orang tercatat sebagai pengungsi, yang juga menandakan pengungsi Suriah sebagai pengungsi terbesar di dunia.

Baca Juga:ACT Beri Penghargaan Legenda Voli Indonesia, Pascal Wilmar

Baca Juga:Pascabanjir, Arutmin Gandeng ACT Ajak Warga Siaga Bencana

Editor: Fariz Fadhillah