Sport

Beda Sikap Barito Putera dan Bhayangkara FC Soal Sanksi Pemain Kepergok Dugem

apahabar.com, JAKARTA – Barito Putera dan Bhayangkara Solo FC memiliki sikap berbeda terkait sanksi atas tindakan…

CEO Barito Putera Hasnuryadi Sulaiman (dua dari kiri) didamping manajer Mundari Karya foto bersama M Yudha Febrian (tiga dari kiri) usai meminta klarifikasi terkait tindakan indisipliner. Foto-Barito Putera

apahabar.com, JAKARTA Barito Putera dan Bhayangkara Solo FC memiliki sikap berbeda terkait sanksi atas tindakan indisipliner pemain mudanya.

Sebelumnya, pemain muda Barito Putera Mochamad Yudha Febrian dan Serdy Ephy Fano dari Bhayangkara FC tertangkap kamera sedang berada di sebuah tempat hiburan malam.

Video saat keduanya sedang asyik menikmati musik di diskotik pada Minggu (21/11) dini hari itu beredar luas dan menimbulkan reaksi beragam dari banyak pihak.

Pasalnya, baik Yudha dan Serdy merupakan bagian dari Timnas U-19 yang diproyeksikan untuk Piala Dunia U-20.

Pelatih timnas U-19 Shin Tae-yong pun sudah mengeluarkan kedua pemain itu dalam skuat timnas.

Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan juga mendukung langkah Shin Tae-yong untuk mengeluarkan kedua pemain itu.

"Kedua pemain sudah dikeluarkan karena indisipliner. Mereka dugem hingga dini hari dan latihan pagi terlambat. Mereka sudah dicoret dan bukan lagi bagian dari timnas U-19," kata Iriawan seperti dikutip dari laman pssi.org.

Iriawan pun meminta semua timnas U-19 untuk tidak macam-macam dan mengikuti semua instruksi pelatih.

"Tidak ada tempat bagi pemain yang indisipliner. Ini peringatan bagi semua pemain untuk lebih disiplin," imbuh Iriawan.

Iriawan juga mengatakan PSSI sudah meminta rekaman CCTV kepada pihak Hotel Fairmont. Hasilnya terlihat jika kedua pemain itu kembali ke hotel pada Senin (23/11) pukul 02.30 WIB.

Terkait itu, ada perbedaan menarik dari sikap yang diambil Barito Putera dan Bhayangkara FC.

Jika Bhayangkara FC dengan tegas memecat pemain dari klub, Barito Putera memilih mengirim Yudha Febrian ke pesantren di Jawa Barat.

Sebelum mengambil keputusan tersebut manajemen Barito Putera terlebih dahulu melakukan pertemuan dengan Yudha.

Pesepakbola berusia 18 tahun itu didampingi ayahnya dipanggil untuk melakukan klarifikasi, Jumat (3/12).

Setelah melakukan pembicaraan Yudha, mengakui kesalahannya. Manajemen Barito Putera, akhirnya memaafkan karena aspek cinta dan kekeluargaan memang menjadi poin utama yang harus di kedepankan, sesuai dengan delapan nilai inti dari Barito Putera yakni, Cinta, Kekeluargaan, Semangat, Persatuan, Pride of Banua, Loyalitas, Istiqomah dan Legacy.

“Sebagaimana selayaknya sebuah keluarga, kita sebagai orang tua berkewajiban untuk memberikan pembinaan bukan dalam bentuk hukuman," kata CEO Barito Putera Hasnuryadi Sulaiman, dikutip laman resmi klub.

“Kami dari Barito memberikan tindakan yang sifatnya membina dengan cara mengirimkan Yudha ke pesantren. Harapan kita tindakan yang kita ambil ini bisa membuat Yudha lebih baik lagi, memperbaiki diri dan tidak akan mengulangi kesalahannya lagi,” Hasnur menambahkan.

Selama berada di pesantren Yudha, tidak cuma dibina mental dan sikapnya. Melainkan, ia juga tetap mendapat program latihan yang wajib dijalankannya untuk menjaga kondisinya agar tidak mengalami penurunan drastis.

“Selain dibina oleh pengasuh pesantren, Yudha juga dapat latihan dari pelatih yang kami siapkan khusus mendampinginya di pesantren," ucap politikus partai Golongan Karya (Golkar) tersebut.

Sedangkan Yudha, menyatakan tidak masalah dengan keputusan manajemen Barito Putera. Ia mengaku hal tersebut merupakan konsekuensi yang harus diterima secara lapang dada.

"Saya meminta maaf kepada keluarga besar Barito Putera, timnas Indonesia dan seluruh masyarakat Indonesia atas kesalahan yang telah saya perbuat. Semoga ke depannya saya bisa lebih baik lagi, ini menjadi pelajaran buat saya sebagai pemain," ujar Yudha.

"Setelah berbicara dengan orang tua dan manajemen saya sudah siap dan ikhlas menjalani ini. Supaya ke depannya saya bisa lebih baik lagi," Yudha melanjutkan.

Mochamad Yudha Febrian. Foto-skor.id

Sementara itu, Bhayangkara Solo FC memecat pemain mudanya Serdy Ephy Fano atas kelakuannya tersebut.

Klik halaman selanjutnya untuk berita lengkapnya:

“Setiap insan tidak ada yang sempurna, semoga Serdy tetap semangat dan memperbaiki kekurangan sehingga ke depan dia dapat memenuhi cita-citanya menjadi pemain bola profesional yang mampu mengharumkan nama bangsa," kata manajer Bhayangkara I Nyoman Yogi Hermawan dalam laman resmi klub, Jumat, seraya menyatakan keputusan ini diambil setelah manajemen mengadakan rapat Kamis.

Nyoman mengatakan timnya tegas mewajibkan para pemain selalu menjaga sikap baik di dalam maupun luar lapangan. Apabila ada yang melanggar maka sanksi sudah menanti.

Begitu pula dengan sikap Serdy yang dianggap tidak bisa menjaga nama baik klub hingga menyia-nyiakan peluang emas menjadi bagian dari timnas U-19 untuk proyeksi Piala Dunia U-20.

“Bhayangkara Solo FC mewajibkan seluruh pemain untuk menjaga attitude dan kedisiplinan baik di dalam dan di luar lapangan," kata dia.

Apa yang dialami Serdy, kata dia, menjadi peringatan keras bagi para pemain lain dalam skuad The Guardians, terutama pemain muda. Nyoman juga berharap Serdy dapat merenungkan kesalahannya.

“Bhayangkara berharap kejadian ini menjadi bahan introspeksi Serdy. Yang bersangkutan pemain bertalenta, umur masih muda dan masih memiliki kesempatan ke depannya,” kata dia.

Sebelumnya, dalam sebuah video berdurasi 24 detik yang viral di media sosial seorang wanita merekam Serdy berada di sebuah klub malam.Tak hanya Serdy, ada juga Mochamad Yudha Febrian. Yudha merupakan pemain asal Barito Putera.

Serdy dan Yudha merupakan dua pemain yang dicoret dari pemusatan latihan timnas U-20 di Jakarta karena indisipliner.

Ia baru pulang ke hotel sekitar pukul 03.00 WIB dan terlambat ikut latihan pagi.

Fatalnya, pencoretan dari skuad timnas U-19 ini menjadi yang kedua kalinya bagi Serdy.

Pada pemusatan latihan Agustus lalu, ia dicoret sebelum berangkat ke Kroasia dengan alasan yang hampir sama: telat mengikuti latihan pagi.

Serdy Ephy Fano Boky. Foto-Antara