Tak Berkategori

Bawa ‘Paman Bakul’, Denny Indrayana Kembali Datangi Bawaslu Kalsel

apahabar.com, BANJARMASIN – Sempat absen dari pemanggilan, Denny Indrayana akhirnya mendatangi kantor Bawaslu Kalsel, Sabtu (10/4)….

Ditemani tim hukum H2d, dan sejumlah relawannya, Denny mendatangi Bawaslu untuk mengadukan dugaan pelanggaran pemilu. apahabar.com/Syahbani

apahabar.com, BANJARMASIN – Sempat absen dari pemanggilan, Denny Indrayana akhirnya mendatangi kantor Bawaslu Kalsel, Sabtu (10/4).

Namun kedatangan Denny bukan untuk melakukan klarifikasi dugaan pelanggaran pemilu di Prona I, Pemurus Baru, melainkan membuat laporan baru.

Pantauan apahabar.com, Denny tiba di Kantor Bawaslu Kalsel, Jalan RE Martadinata Banjarmasin Tengah sekitar pukul 12.20.

Mengenakan setelan kemeja putih, celana panjang hitam plus peci putih, calon gubernur Kalsel nomor urut 02 itu ditemani Tim Hukumnya, Jurkani bersama sejumlah relawan.

“Kedatangan saya tak lain guna menyampaikan laporan beberapa dugaan pelanggaran pemilihan jelang pemungutan suara ulang (PSU) yang dia temukan di beberapa wilayah,” ujar Denny.

Banjir Muncul Terbitlah Bakul, Bawaslu Banjar Kecolongan?

Selain itu, Denny juga membawa sejumlah bukti dugaan pelanggaran berupa bakul bertuliskan “Paman bakul’. Tas anyaman berisikan sembako itu didapatnya dari zona PSU.

Lebih jauh, Denny juga mendapati informasi adanya dugaan pelanggaran pejabat negara hingga dugaan politik uang.

“Saya mendengar seorang mantan kepala dinas mengumpulkan kepala dinas di Jakarta. Kepala badan, di sini juga dikumpulkan jadi apa? Pemanfaatan penyelenggara aparat pemerintahan,” tuding Denny.

Sampai berita ini diturunkan, belum ada jawaban resmi dari Bawaslu Kalsel. Sebelumnya, Komisioner Bawaslu Kalsel Azhar Ridhanie mengatakan pihaknya akan mengkaji syarat formil dan materiil setiap laporan dugaan pelanggaran pemilu yang masuk.

Denny sebelumnya menyebut Bawaslu bak sudah terpapar virus. Sebab, sejak masa kampanye lalu hingga sekarang, tak satu pun laporan dugaan pelanggarannya berbuah hasil signifikan.

Baca selengkapnya di halaman selanjutnya:

"Bakul itu kan bertebaran di mana-mana. Sementara nasi kotak dengan gambar paslon saja bisa ditindaklanjuti oleh Bawaslu Banjarmasin," jelas Denny.

Absen dalam pemanggilan adalah bentuk protes Denny ke Bawaslu Kalsel. Apa yang dilakukannya sebagai civil disobedience atau perlawanan sipil.

"Ini adalah bentuk perlawanan. Karena kawan-kawan Bawaslu Kalsel selalu menutup mata dengan persoalan ini [pelanggaran pemilu]," ujar Denny.

Bawaslu, kata dia, mestinya bisa melakukan penelusuran. Termasuk, tak bersikap pasif dengan menunggu laporan masuk.

"Bawaslu itu bisa pasif menunggu laporan, bisa juga aktif melakukan langkah-langkah investigasi," katanya.

"Tidak perlu menunggu laporan. Lagian, saya juga sudah malas mau lapor-lapor. Untuk sesuatu yang sudah sangat kasat mata masa harus menunggu laporan," lanjutnya.

Kalau misal, alasan pembagian bakul adalah souvenir, menurut Denny, mestinya tidak dibagikan saat momen PSU.

"Saya yakin nanti kalau diperiksa, cara ngeles bajaj-nya adalah menyebut kalau itu souvenir. Souvenir itu hanya diizinkan waktu masa kampanye. Kalau sekarang adalah politik uang," katanya.

Terakhir, Denny mengatakan kalau politik uang dihilangkan maka kondusifitas PSU Pilgub Kalsel 2020, 9 Juni mendatang akan terjaga dengan sendirinya.

Sikapi Dingin Pemanggilan Bentuk Protes Denny ke Bawaslu Kalsel