Tak Berkategori

Bawa 100 Paket Lebaran, Relawan ACT dan MRI Berlayar ke Pulau Matasiri

apahabar.com, BATULICIN – Cuaca di Kabupaten Tanah Bumbu sedang tidak bersahabat. Dalam beberapa hari terakhir, hujan…

Relawan ACT dan MRI dalam persiapan sebelum berangkat ke Pulau Matasiri. Foto-apahabar.com/Puja Mandela

apahabar.com, BATULICIN – Cuaca di Kabupaten Tanah Bumbu sedang tidak bersahabat. Dalam beberapa hari terakhir, hujan terus mengguyur dengan intensitas sedang hingga tinggi.

Kendati demikian, kondisi cuaca yang cukup ekstrem itu tidak membuat nyali relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Kalimantan Selatan bersama Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Kabupaten Tanah Bumbu ciut untuk berangkat ke Pulau Matasiri, Kabupaten Kotabaru.

Baca Juga: Humanity Food Van ACT Sambangi Anak-Anak Nelayan di Desa Rampa

Menggunakan kapal nelayan berukuran kecil bertuliskan KMN Tanah Bumbu 04, yang juga disebut dengan “Kapal Ramadan”, mereka berangkat dari Pelabuhan Kota Pagatan pada Jumat (13/5/2019) malam, menuju pulau terluar di Kalimantan itu sambil membawa 100 paket lebaran untuk diberikan kepada korban tanah longsor.

Paket lebaran itu berisi mukena, sajadah, dan sarung. Selain itu, juga ada bantuan sembako yang berisi beras, minyak goreng, dan kebutuhan pokok lainnya. Bantuan tersebut di antar langsung oleh 15 relawan ACT dan MRI yang tiga di antaranya adalah wanita.

“Kita harapkan bantuan ini bisa diterima dengan baik di sana,” ujar Ketua MRI Tanah Bumbu, Anjar Sufangat, kepada apahabar.com, Jumat (13/5/2019).

Perjalanan ke Pulau Matasiri dengan menggunakan kapal kecil biasanya membutuhkan waktu sampai 10 jam. Namun, menurut penuturan nakhoda kapal, jika gelombang tinggi, perjalanan bisa sampai 11 jam, bahkan lebih lama lagi.

Para relawan menargetkan sudah sampai ke Pulau Matasirih pada Sabtu pagi, pukul 09.00 Wita. Karena jalur yang ditempuh tidak mudah, Anjar berharap para relawan diberikan keselamatan sepanjang perjalanan ke pulau yang terkenal indah, namun kental nuansa mistis.

Anjar memprediksi para relawan akan menemui sedikit kendala setibanya di Pulau Matasiri. Karena pasang surut air laut, Kapal Ramadan diprediksi tidak bisa langsung bersandar di dermaga.

Masalah lainnya yakni tidak tersedianya jaringan seluler. Kondisi ini membuat para relawan tidak bisa menghubungi warga setempat untuk menjemput saat kapal berada di perairan Matasiri.

“Jadi, kita berhenti di tengah sambil menunggu ada nelayan yang lewat. Di sana kita tidak bisa memberi tahu warga, karena tidak ada jaringan,” katanya.

Anggota ACT Kalsel, M. Budi Rahman Wahid, mengharapkan bantuan yang diberikan oleh para relawan dapat diterima dan bermanfaat bagi masyarakat di Pulau Matasiri yang belum lama ini terkena musibah tanah longsor.

Baca Juga: Zakat Fitrah di Global Zakat-ACT, Ini Manfaatnya

Reporter: Puja Mandela
Editor: Muhammad Bulkini