Mayat Sekeluarga Kalideres

Bau Busuk dari Kamar, Ternyata Nyonya Rumah di Kalideres Meninggal Sejak Bulan Mei

Pihak kepolisian menemukan fakta terbaru dari kasus kematian 1 keluarga di rumah Kalideres, Jakarta Barat

Dirkrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Hengki Haryadi (Foto: apahabar.com/Daffaaldiansyah)

apahabar.com, JAKARTA - Pihak kepolisian menemukan fakta terbaru dari kasus kematian 1 keluarga di rumah Kalideres, Jakarta Barat.

Fakta baru ini ditemukan dari pernyataan saksi yang merupakan pegawai koperasi simpan pinjam saat datang ke rumah Kalideres, Jakarta Barat.

Pegawai koperasi itu mengaku bahwa pada tanggal 13 Mei lalu, ia datang ke rumah korban untuk melakukan proses gadai rumah Kalideres. Saat sampai di rumah tersebut, ia langsung dipandu oleh Budianto.

Baca Juga: Anak Korban Tewas Kalideres, Masih Menyisiri Rambut Ibunya yang Sudah Meninggal

Dirkrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Hengki Haryadi, menyebutkan saat saksi hendak memasuki rumah korban, pegawai koperasi itu langsung mencium aroma bau busuk dari dalam rumah tersebut.

"Pegawai dari koperasi simpan pinjam ini datang kerumah pada 13 Mei lalu dan masuk kerumah TKP, saat itu diterima oleh almarhum Budianto. Begitu membuka gerbang langsung mencium bau busuk," kata Kombes Pol Hengki Haryadi, di Polda Metro Jaya, Senin (21/11).

Hengki menyebut bahwa pegawai itu langsung bertanya mengenai bau busuk yang tercium, saat hendak memasuki rumah, Budianto pun menjawab itu bau got yang belum dibersihkan.

"Ditanyakan kepada pihak rumah, ko bau seperti ini?. Dijawab itu bau got yang belum dibersihkan," ucapnya.

Baca Juga: Kematian Keluarga di Kalideres Dikaitkan dengan Ajaran Shantara, Apa Itu?

Singkat cerita, saat masuk ke dalam rumah, pegawai tersebut pun meminta melihatkan sertifikatnya. Ternyata sertifikat tersebut atas nama almarhumah Nonya Reni Margaretha atau Reni.

Pegawai itu pun bertanya perihal keberadaan Margaretha. Kemudian ia mendapat jawaban dari putri korban bernama Dian, bahwa ibu Reni Margaretha sedang tidur di kamar.

"Pegawai koperasi simpan pinjam ini, mengajak diantarkan masuk kedalam kamar, begitu pintu kamar dibuka, pegawai ini mencium aroma bau yang lebih busuk," tutur Hengki.

Saat ada di kamar, Dian meminta agar tidak menyalakan lampu kamar. Namun tanpa sepengetahuan sang anak, pegawai ini menghidupkan flash handphone. Seketika itu saksi langsung berteriak takbir karena sang ibu sudah meninggal.

"Dian mengatakan bahwa jangan menyalakan lampu, karena ibunya sensitif terhadap cahaya," ungkapnya.

"Tanpa sepengetahuan Dian, salah satu pegawai koperasi ini menghidupkan flash hp-nya, begitu melihat langsung teriak allahu akbar, ini sudah jadi mayat," timpalnya.