Bantuan Pangan Beras

Bantuan Pangan Beras Tepat Sasaran Hingga Ke Ujung Timur Indonesia

Sejak September 2023, bantuan pangan beras tahap kedua diluncurkan ke seluruh penjuru Indonesia.

Presiden Joko Widodo yang didampingi Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi dan Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menyaksikan penyaluran bantuan pangan beras di Biak Numfor, Papua, pada Rabu (22/11/2023). Foto: Bapanas

apahabar.com, JAKARTA – Sejak September 2023, bantuan pangan beras tahap kedua diluncurkan ke seluruh penjuru Indonesia. Distribusi bantuan yang tepat sasaran dan tepat waktu menyasar juga Indonesia bagian timur.

Hal itu menjadi tantangan sekaligus salah satu indikator keberhasilan. Untuk memastikan hal itu, Presiden Joko Widodo didampingi Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi dan Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso, bersama-sama menyaksikan penyaluran bantuan pangan beras di Biak Numfor, Papua, pada Rabu (22/11).

“Ini nanti Ibu dan Bapak akan mendapatkan (bantuan pangan beras) nanti lagi di bulan Desember. Kemudian dilanjutkan lagi di Januari Februari Maret (tahun depan). Setuju tidak? Jadi November dapat (bantuan pangan beras) 10 kg, Desember dapat 10 kg, Januari 10 kg, Februari Maret (begitu juga),” kata Presiden Jokowi.

Saat ditanya oleh salah satu Keluarga Penerima Manfaat (KPM), Presiden Jokowi menjelaskan bahwa pemberian bantuan pangan beras ditujukan kepada mereka yang sudah terdaftar sebagai PKH (Program Keluarga Harapan) dan BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai).

Baca Juga: Bantuan Pangan Diperpanjang, Bapanas: Bukan Muatan Politis!

"Bagi yang belum terdaftar, Nanti bapak ibu bisa mengajukan ke RT/RW setempat untuk masuk data tambahan (bantuan pangan beras)," jelas presiden.

Senada, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menjelaskan, penyaluran bantuan pangan beras dipastikan tepat sasaran dan tepat waktu. Kondisi geografis dan sosial masyarakat yang beragam di tiap daerah memang menjadi tantangan yang harus ditangani selama proses penyaluran.

“Mengenai database penerima bantuan pangan beras di tahun ini sudah by name by address. Dengan data mendetail seperti ini, kita ingin bantuan pangan beras dapat tepat sasaran dan tepat waktu. Jadi bisa dilacak ke siapa, kapan, dan dimananya. Dengan ini aspek governance dapat terus terjaga,” ucap Arief.

Selain itu, kata Arief, performa Bulog dan para transporter untuk wilayah dengan kondisi menantang seperti di Papua ini, patut diapresiasi. Hal itu bisa terwujud berkat kolaborasi dengan Kementerian Perhubungan, pemerintah daerah, Satgas Pangan Polri, dan stakeholder lainnya.

Baca Juga: Kelurahan Bukit Biru Distribusi Bantuan Pangan untuk 162 Keluarga

"Ini adalah kunci keberhasilan ketersampaian bantuan pangan beras ini ke masyarakat,” imbuhnya.

Pada penyaluran bantuan pangan beras tahap kedua ini, Perum Bulog sebagai pengelola stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) bekerjasama dengan transporter untuk penyalurannya. Transporter yang terlibat antara lain PT Jasa Prima Logistik (JPL) yang juga merupakan anak perusahaan Bulog, PT Pos Indonesia (POS), PT Dosni Roha Logistic (DNR), dan PT Yasa Artha Trimanunggal (YAT) yang merupakan transporter untuk wilayah Papua.

Pada lokasi penyaluran bantuan pangan beras yang ditinjau Presiden, dihadiri sedikitnya 1.000 KPM. KPM disini berasal dari berbagai distrik antara lain Biak Kota, Samofa, Andey, Oridek, Yawosi, Warsa, Padaido, Biak Utara, Biak Timur, Numfor Barat, Numfor Timur, Swandiwe, Orkeri, Biak Barat, Yendidori, dan Bondifuar.

Realisasi penyaluran bantuan pangan beras untuk Provinsi Papua sampai 21 November tercatat 1.710.460 kg dari total alokasi sampai November 3.375.240 kg. Sementara realisasi secara nasional telah mencapai 612.148.470 kg atau 95,59 persen dari total 640.388.820 kg.

Baca Juga: Tata Kelola Penyaluran Bantuan Pangan, Bapanas: Agar Tepat Sasaran

“Kita pahami ada kendala akses transportasi dikarenakan kondisi geografis di Papua. Namun secara kolaboratif telah dibuktikan pada keberhasilan penyaluran bantuan pangan beras tahap pertama. Termasuk wilayah Papua, bantuan pangan beras tahap pertama telah dapat dirampungkan 100 persen,” beber Arief.

Untuk itu, kata Arief, mari bersama-sama terus bergotong royong menuntaskan bantuan pangan beras yang berlanjut di Desember 2023 hingga Juni 2024.

"Tentunya ini semua murni demi Merah Putih dan demi membantu masyarakat yang memang sangat membutuhkan, sehingga daya beli masyarakat dapat terus terkendali dengan baik,” ungkapnya.

Untuk diketahui, terjadi penurunan inflasi beras secara bulanan setelah penyaluran bantuan pangan beras tahap kedua ini digulirkan. Pada September 2023, inflasi beras secara bulanan tercatat ada di 5,61 persen. Kemudian pada inflasi beras di Oktober 2023 menurun menjadi 1,72 persen.

Baca Juga: Bapanas Perpanjang Tugas Bulog untuk Penyaluran Bantuan Pangan Beras

Lebih lanjut, kondisi harga beras medium di dalam negeri terpantau cenderung stabil. Menilik data dari Panel Harga Pangan NFA, pada 1 Oktober tercatat harga rata-rata semua provinsi untuk beras medium berada di angka Rp13.220 per kg. Pada 21 November terlihat depresiasi 40 poin menjadi Rp13.180 per kg.

Sementara itu tren depresiasi harga beras juga ditunjukkan di indeks harga beras dunia yang dirilis pada awal November ini oleh The Food and Agriculture Organization (FAO).

Indeks harga beras dunia dilaporkan FAO rata-rata mencapai 138,9 poin pada Oktober 2023. Ini menurun 2,0 persen dibandingkan bulan September 2023. Akan tetapi masih tercatat 24,0 persen lebih tinggi dibandingkan bulan Oktober pada tahun lalu.