Banjir Rendam Jalan Keramat Tungkaran, Akses Jemaah Haul Guru Sekumpul Lumpuh

Banjir yang merendam Jalan Keramat, Desa Tungkaran masih berlangsung. Bahkan, ketinggian air sudah setingga paha orang dewasa.

Jalur Tungkaran lumpuh akibat banjir di Jalan Keramat. Foto: bakabar.com/Hasan

bakabar.com, MARTAPURA - Banjir yang merendam Jalan Keramat, Desa Tungkaran, Kecamatan Martapura, Banjar, masih berlangsung. Bahkan ketinggian air sudah setingga paha orang dewasa.

Jalan ini menjadi penghubung menuju Jalan Martapura Lama. Akibatnya, jalur vital tersebut tidak dapat dilalui dan memaksa jemaah haul Guru Sekumpul menggunakan jalur alternatif lain.

Padahal Jalan Keramat sangat dibutuhkan sebagai jalur penyangga untuk mengurai kepadatan arus lalu lintas yang kerap terjadi di Pesayangan-depan Rumah Sakit Ratu Zalecha, terutama menjelang dan saat pelaksanaan haul.

Ketua RT 02 Desa Tungkaran, Syaifullah, menjelaskan banjir di ruas jalan tersebut sebenarnya sudah terjadi hampir sebulan terakhir.

Namun dalam sepekan terakhir, kondisi semakin parah hingga menyebabkan jalan lumpuh total. Warga setempat pun memberikan tanda bahwa jalan itu ditutup.

"Kalau sebelumnya masih bisa dilewati, tapi dalam sepekan ini, sudah tidak bisa sama sekali. Air naik sampai setinggi paha orang dewasa," papar Syaifullah.

Dijelaskan bahwa banjir di wilayah tersebut terjadi hampir saban tahun, namun dampaknya dirasakan semakin parah sejak terjadinya banjir bandang pada 2021 lalu.

Sejak saat itu, genangan air tidak hanya merendam jalan, tetapi juga mulai masuk ke kawasan permukiman warga.

Akibat kondisi tersebut, banyak pengguna jalan, termasuk jemaah haul, terpaksa memutar balik dan mencari jalur lain yang jaraknya lebih jauh. Hal ini dinilai memperparah kemacetan di jalur utama lainnya.

"Harapan kami tentu ada perubahan, mungkin jalan ini bisa ditinggikan atau ada penanganan serius lainnya. Ini jalur penting," papar Syaifullah.

Banjir di Jalan Keramat tidak hanya berdampak kepada kelancaran arus lalu lintas, tetapi juga berimbas langsung pada perekonomian masyarakat setempat.

"Jelas sangat berpengaruh ke ekonomi warga. Aktivitas terganggu, karena akses menjadi sulit," tutup Syaifullah.