Kalsel

Banjarmasin Diguyur Hujan, Intrusi Air Laut Meluas

apahabar.com, BANJARMASIN – Hujan mengguyur Banjarmasin, Senin (23/09) sore. Rupanya hujan ‘semenit’ itu tak banyak berpengaruh…

Objek wisata Siring Piere Tendean Banjarmasin. Foto-Istimewa

apahabar.com, BANJARMASIN – Hujan mengguyur Banjarmasin, Senin (23/09) sore.

Rupanya hujan ‘semenit’ itu tak banyak berpengaruh laju penetrasi air laut.

Bahkan, Instalasi Pengelohan Air (IPA) Sungai Bilu lagi-lagi kemasukan air laut atau intrusi.

Berdasar laporan PDAM Bandarmasih hari ini, Selasa (24/09), kadar garam telah menembus rekor baru.

Pada pukul 07.00 mencapai 4.041 Mg/liter, satu jam kemudian menurun ke 3.970 Mg/liter.

Angka tersebut berkali-kali lipat di atas ambang batas dari 250 Mg/liter yang ditentukan Permenkes 492 Tahun 2010.

“Hujan kemarin itu sekitar Kota Banjarmasin sehingga justru mendorong air laut masuk,” jelas Direktur Utama PDAM Bandarmasih, Ir Yudha Ahmadi.

Lain halnya jika hujan di daerah hulu sungai, bisa mendorong air laut keluar.

Menurutnya, kondisi intrusi masuk sungai di Banjarmasin pada tahun ini merupakan yang terparah.

Tahun lalu, desakan air laut bisa diatasi oleh PDAM Bandarmasih karena durasi waktunya tidak terlalu panjang.

Namun sekarang, siklus yang timbul setiap musim kemarau tersebut sangat lama berlangsung.

Meski tergolong bahaya, Yudha tetap menuturkan air yang dikelola perusahaan milik pemerintah daerah tetap aman dikonsumsi warga.

“Jangan mengonsumsi air sungai, karena sangat bahaya. Justru air PDAM-lah solusinya untuk digunakan,” ungkapnya.

Bagi Yudha ketika kadar garam melebihi 250 Mg/l, PDAM tidak akan berani mendistribusikan air bersih keribuan pelanggan setianya.

Sebab air yang melewati batas bila dikonsumsi, maka bakal berisiko menganggu sistem saluran pencernaan serta peralatan rumah tangga.

“Kalau normal tidak masalah, tapi sekarang batas kadar garam melebihi batas sehingga kalau dikonsumsi rasa asin,” katanya.

Imbas tingginya kadar garam juga tak hanya berdampak pada konsumsi warga saja. PDAM juga dipaksa menyetop produksi IPA Sungai Bilu.

Demikian mengakibatkan pabrik pengolahan air bersih Pramuka dan Ahmad Yani bekerja lebih ekstra.

IPA tersebut diwajibkan mendistribusikan air bersih di lima kecamatan, yakni Banjarmasin Timur, Selatan, Utara, Tengah dan Barat.

Belakangan, 30 persen pelanggan PDAM Bandarmasih yang bermukim di pinggiran terganggu mendapatkan air bersih.

“Akhirnya terjadi penurunan distribusi air bersih karena IPA itu kemampuan sangat terbatas,” ungkapnya.

Meski alirannya macet, ia kembali menegaskan distribusi air bersih yang dilakukan PDAM Banjarmasih sangatlah aman.

“Tim kami terus siaga memantau kadar garam di Sungai Martapura,” terangnya.

Sebelumnya, hujan dengan intensitas sedang melanda di ibu kota Provinsi Kalsel, Senin (24/09), sekitar pukul 17.26.

Hujan yang berlangsung tak lama itu hanyak cukup untuk mengusir kabut asap yang sempat menyelimuti wilayah Banjarmsin akibat kebakaran hutan dan lahan.

Baca Juga:Paman Birin Lamar Nasdem untuk Maju di Pilkada 2020

Baca Juga:Lagi, Pelindung Jembatan Rumpiang Disenggol Tongkang Batu Bara

Reporter: Bahaudin Qusairi
Editor: Fariz Fadhillah