Banjarbaru Ingin Bangun Tugu Nol Kilometer Seberang Taman Van Der Pijl

Tak hanya Pemprov Kalsel, Pemkot Banjarbaru juga ingin membangun tugu nol kilometer. Bedanya, satu di Banjarmasin dan satunya di Kota Idaman.

Pemko Banjarbaru ingin membangun tugu nol kilometer di Kota Idaman. Foto-apahabar.com/Hasan

apahabar.com, BANJARBARU - Tak hanya Pemprov Kalsel, Pemkot Banjarbaru juga ingin membangun tugu nol kilometer. Bedanya, satu di Banjarmasin dan satunya di Kota Idaman.

Kepala Bidang Cipta Karya Dinas PUPR Banjarbaru, Nina Aprodita mengatakan, tugu rencananya dibangun di seberang Taman Van Der Pijl. Berdekatan dengan eks Pasar Bauntung.

Ia menyebut, di sekitaran tugu nanti juga akan dibangun ornamen-ornamen serta patung yang menggambarkan filosofis perjalanan Banjarbaru.

"Dari berdirinya Banjarbaru hingga ditetapkan menjadi IKP Kalsel," ujar Nina, Minggu (8/1).

Nol kilometer kata Nina, hanya penyebutan tersendiri di Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA). Lokasi ini ditarik sejajar, tegak lurus dengan Balai Kota Banjarbaru.

“Jadi tidak mengubah penyebutan, istilah, atau pengukuran nol kilometer yang selama ini dimulai dari Banjarmasin,” imbuhnya.

Di setiap bangunan atau ornamen yang akan dibangun nanti, menurutnya merupakan refleksi dari kota Banjarbaru. Ada yang mencerminkan jumlah kelurahan, kecamatan, dan lain-lain.

"Rincian lainnya, nanti waktu ekspose," janjinya.

Adapun tujuan dibangunnya tugu nol kilometer ini sebagai salah satu upaya untuk mengundang wisatawan datang ke Kota Idaman.

Saat ini, Detail Engineering Design (DED) sudah selesai dan me-review harga terbaru. Juga, pembenahan ornamen dan beberapa pendetailan lain.

Mengenai anggaran pembangunan nanti, ditaksir sekitar Rp2,1 miliar bersumber dari APBD Banjarbaru.

Di sisi lain, Ketua Komisi III DPRD Banjarbaru, Emi Lasari mengatakan, pemko harus membuka forum diskusi publik. Sebab, tugu nol kilometer sarat dengan nilai historis dan filosofi Banjarbaru.

“Apakah itu dalam bentuk ekspose, Focus Group Discussion atau meminta masukan dari masyarakat melalui media sosial,” katanya.

“Karena kita mengacu pada kejadian saat proyek Fasad Balai Kota kemarin ketika mendapat kritik,” tambah Emi.