Smelter Freeport

Bangun Smelter Tembaga, Bahlil: PTFI Realisasikan Rp33 Triliun

Menteri BKPM Bahlil Lahadalia menjelaskan hingga Mei 2023 Freeport telah merealisasikan investasi sebesar 2,2 miliar dolar AS dan serap 15 ribu tenaga kerja.

Presiden Jokowi (ketiga kiri) bersama sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju meninjau langsung progres pembangunan smelter tembaga PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur, Selasa (20/6/2023). Foto: Kementerian Investasi/BKPM

apahabar.com, JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menjelaskan hingga Mei 2023 PT Freeport Indonesia (PTFI) telah merealisasikan investasi sebesar 2,2 miliar dolar AS (setara Rp33 triliun) dan menyerap 15 ribu tenaga kerja Indonesia dalam pembangunan smelter tembaga di Gresik, Jawa Timur.

Pembangunan smelter yang ditargetkan bisa beroperasi pada Mei 2024 itu menyerap dana 3 miliar dolar AS (setara Rp45 triliun).

“Melalui proyek smelter ini, kita lakukan hilirisasi untuk penciptaan nilai tambah. Kita ingin Indonesia yang tidak hanya dikenal karena sumber daya alamnya saja, tapi karena produknya,” kata Bahlil dalam keterangan di Jakarta, Rabu.

Hal itu disampaikan Bahlil saat mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kunjungan kerja ke Gresik, Jawa Timur, Selasa (20/6). Kemajuan pembangunan smelter itu akan mencapai 72 persen dan ditargetkan dapat selesai sebelum Mei 2024.

Baca Juga: Smelter, Presiden Jokowi: Pijakan Indonesia Menuju Negara Maju

Bahlil mengatakan hilirisasi, termasuk terhadap sumber daya mineral, menjadi kunci agar Indonesia dapat berubah dari negara berkembang menjadi negara maju.

“Sudah terbukti, hilirisasi sumber daya mampu meningkatkan pendapatan negara. Nikel contohnya, naik dari 3,3 miliar dolar AS menjadi 30 miliar dolar AS setelah kita stop ekspor bahan mentah nikel dan lakukan hilirisasi,” kata Bahlil.

Lebih lanjut, Presiden Direktur PTFI Tony Wenas mengungkapkan bahwa proyek smelter ini merupakan kontribusi Freeport Indonesia dalam hilirisasi pertambangan, sesuai dengan fokus pemerintah Indonesia yang mendorong transformasi ekonomi melalui hilirisasi.

Baca Juga: Rantai Pasok Global, Presiden Jokowi: Kita Integrasikan Semua Smelter

Apalagi, Tony menyampaikan bahwa Indonesia memiliki sumber daya yang melimpah untuk menyuplai konsentrat ke Gresik untuk dimurnikan menjadi katoda tembaga, emas batangan dan perak batangan.

Setelah beroperasi nanti, smelter ini akan mampu menghasilkan 600.000 ton tembaga, 50 ton emas, dan 210 ton perak per tahun.

“Tembaga ini digunakan untuk banyak sekali keperluan tapi paling utama untuk penghantar listrik, termasuk untuk kendaraan listrik. Tembaga ke depannya sangat menjanjikan, beruntung sekali Indonesia menjadi salah satu pemain utama tembaga,” ungkap Tony.

Baca Juga: Smelter PT AMNT, Presiden Jokowi Optimistis Selesai Pertengahan 2024

Proyek smelter PTFI yang ditinjau Presiden Jokowi dan sejumlah menteri itu berlokasi di Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE) Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik di Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

Pembangunan Smelter PTFI di Gresik dilaksanakan sejak tahun 2021 yang ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Presiden Jokowi pada 12 Oktober 2021 lalu.

Proyek ini mencakup smelter tembaga dengan kapasitas 1,7 juta ton per tahun dan precious metal refinery (PMR) berkapasitas 6.000 ton per tahun. Produk yang dihasilkan berupa katoda tembaga, emas dan perak murni batangan, platinum group metals (PGM), serta produk-produk sampingan lainnya seperti asam sulfat, terak, gipsum, dan timbal.