Relax

BANGGA! Gelas Budaya Tapin Gelar Nonbar Film Karya Anak Banua

apahabar.com, RANTAU – Gerakan Lestari Seni (Gelas) Budaya menggelar nonton bareng (nonbar) dua film karya anak…

Gelas Budaya Tapin saat menggelar nonton bareng film karya anak Banua di Cafe Ruai Rindu Kabupaten Tapin. Foto-apahabar.com/Sandy

apahabar.com, RANTAU – Gerakan Lestari Seni (Gelas) Budaya menggelar nonton bareng (nonbar) dua film karya anak Banua sekaligus di Cafe Ruai Rindu Tapin, Sabtu (7/5) malam.

Kedua film itu di antaranya berjudul ‘Kaminting Pidakan’ karya Anggi Firmansyah dan ‘Babilangan’ karya Muhammad Latief.

Adapun kedua film fiksi ini berangkat dari sejarah dan kearifan lokal di Kalimantan Selatan.

“Kegiatan ini merupakan salah satu program kerja dari Bidang Pendidikan dan Kearsipan Gelas Budaya Tapin. Tujuannya tentu saja selain sebagai ajang silaturahmi dan hiburan, juga agar kita dapat lebih mengapresiasi karya seni yang luar biasa dari anak Banua kita,” ucap Ketum Gelas Budaya, Anggraini.

Ia mengatakan sebagai warga asli Tapin harus memberikan apresiasi dan bangga karena film tersebut melibatkan orang asli lokal.

“Kita harus apresiasi dan bangga terhadap karya ini, terlebih di film Kaminting Pidakan diisi aktor asli Tapin, Bang Bayu Bastari Setiawan. Dan film Babilangan diolah oleh orang asli Tapin,” katanya.

Sementara itu, Ketua Pelaksana, Dea Gladies Puspitasari menerangkan kegiatan ini bernama Sajiwart 2022, yang artinya kegiatan mengapresiasi, melestarikan dan menghibur masyarakat melalui seni serta budaya.

“Kami Gelas Budaya Tapin menampilkan seni musik daerah, setelah itu dilanjutkan nonton bareng dan diskusi film Kaminting Pidakan dan Babilangan,” jelasnya.

Ia berharap melalui nonbar dan diskusi langsung dengan pelaku dalam film tersebut dapat merangsang kreativitas serta menimbulkan minat dan bakat pemuda untuk berkecimpung di dunia perfilman.

“Untuk seluruh yang terlibat dalam pembuatan film itu, terima kasih sudah mau datang ke Tapin. Terus bersinar dan melahirkan karya-karya indah untuk kita semua,” ungkapnya.

Salah seorang penonton, M. Rizkan Fadhil berharap dengan adanya nobar dan diskusi film ini menjadi pertanda bangkit dan lahirnya sineas muda daerah.

“Ini adalah momentum lahir dan bangkitnya industri perfilman Banua. Kita sangat menantikan hal ini,” tutupnya.