Bangga, Dua Film Indonesia Ikut Serta Dalam Festival Film Cannes 2023

Indonesia mendaftar dua judul ke dalam Festival Film Cannes 2023. Keduanya akan diikutsertakan berkompetisi meraih sejumlah penghargaan.

Cuplikan film Basri and Salma in A Never-Ending Comedy. Foto: Antara

apahabar.com, JAKARTA – Indonesia mendaftarkan dua judul untuk berkontestasi di Festival Film Cannes 2023. Keduanya akan diikutsertakan guna meraih sejumlah penghargaan.

Adapun judul yang akan tayang perdana dalam festival tersebut adalah Tiger Stripes dan film pendek yang berjudul Basri and Salma in A Never-Ending Comedy.

Tapi, Tiger Stripes bukan sepenuhnya buatan dalam negeri, di dalamnya terdapat tujuh negara yang berpartisipasi dalam produksi film tersebut. Negara yang ikut serta tersebut adalah Malaysia, Singapura, Herman, Taiwan, Perancis, Belanda dan Doha.

Baca Juga: Siapkan Popcorn! 5 Film Bergenre Aksi Ini Buatan Sineas Indonesia

Film tersebut disiapkan untuk memperebutkan penghargaan kategori film panjang di 62th Semaine de la Critique Cannes Film Festival 2023.

Tiger Stripes sendiri disutradarai oleh Amanda Nell Eu yang sebelumnya lebih banyak memproduksi film pendek. Di mana karya itu menjadi judul pertamanya yang diproduksi dalam durasi panjang.

Tiger Stripes bercerita tentang Zaffan seorang gadis berusia 12 tahun yang mengalami pubertasi. Namun, masalah muncul ketika orang-orang sekitar menyadari adanya kejanggalan dalam proses pubertasi yang dialami Zaffan.

Baca Juga: Heboh! Kim Soo Hyun Mendadak Gelar Temu Penggemar di Indonesia

Kemudian Basri and Salma in A Never-Ending Comedy merupakan film besutan sutradara Khozy Rizal yang diproduseri oleh John Badalu. Film pendek Indonesia itu masuk sebagai Official Selection.

Official Selection merupakan film yang dipilih secara langsung oleh anggota Festival Film Cannes untuk ikut berkompetisi. Hal itu sangat membanggakan karena menjadi pencapaian pertama bagi sineas Indonesia.

Basri and Salma in A Never-Ending Comedy bercerita tentang psangan harus mendatangi acara keluarga tapi permasalahan muncul akibat mereka yang hanya bekerja sebagai tukang odong-odong dan belum dikaruniai anak.