Serba-serbi Ramadan

‘Balas Dendam’ saat Berbuka Puasa Sebabkan 4 Gangguan Ini

Makan berlebih saat berbuka puasa sama sekali tidak dianjurkan. Sebab, ajang ‘balas dendam’ bisa memicu berbagai masalah kesehatan

Makan berlebih saat berbuka puasa sama sekali tidak dianjurkan. Sebab, ajang ‘balas dendam’ bisa memicu berbagai masalah kesehatan, Foto: Pexels

apahabar.com, JAKARTA - Berpuasa di bulan Ramadan mewajibkan umat Islam menahan lapar dan dahaga selama kurang lebih 13 jam. Mereka yang tak terbiasa dengan hal ini kerap melakukan ajang ‘balas dendam’ ketika waktu berbuka tiba. 

Tak sedikit orang yang kalap begitu melihat banyak makanan tersaji usai menahan diri seharian. Perut keroncongan juga tenggorokan yang terasa kering itulah yang membuat mereka melahap berbagai makanan dan minuman.

Padahal, makan berlebih saat berbuka puasa sama sekali tidak dianjurkan. Sebab, ajang ‘balas dendam’ bisa memicu berbagai masalah kesehatan, di antaranya sebagai berikut:

Membuat Tubuh Lemas
Alih-alih penuh energi, mengonsumsi makanan dalam porsi besar saat berbuka puasa justru bisa membuat tubuh lemas dan mengantuk. Ini terjadi lantaran tubuh mengasup karbohidrat olahan atau tinggi dalam jumlah yang banyak. 

Karbohidrat memang memberi hentakan energi, namun mengasup karbohidrat olahan dalam jumlah banyak justru menyebabkan kenaikan gula darah yang diikuti penurunan kadar insulin. Kondisi inilah yang mengakibatkan tubuh terasa lelah. 

Mual dan Muntah
Mengonsumsi makanan berlebih saat berbuka puasa dapat memunculkan rasa mual, bahkan muntah. Ini dikarenakan lambung tak sanggup lagi menampung makanan yang terlalu banyak, sehingga membuatnya bekerja terlalu berat. 

Gangguan Pencernaan
Selain membuat lambung bekerja ekstra, makan dalam jumlah banyak selepas puasa pun memicu masalah pada sistem pencernaan. Kondisi inilah yang dapat memunculkan gejala kembung, mual, rasa begah, hingga nyeri perut. 

GERD
Bukan hanya mual, lambung yang terisi penuh dapat menyebabkan makanan yang sebelumnya dikonsumsi jadi menekan diafragma. Kondisi ini lantas berpotensi mengakibatkan sesak napas atau napas yang dangkal. 

Tak cuma itu, lambung yang terisi penuh juga bisa memicu makanan kembali naik ke esofagus atau kerongkongan. Dalam dunia medis, kondisi ini disebut dengan gastroesophageal reflux disease alias GERD.

GERD membuat pengidapnya mengalami nyeri pada bagian ulu hati. Orang yang mengalami gangguan ini juga dapat merasakan rasa sakit, panas, atau sensasi terbakar pada dada yang menjalar hingga ke leher.

Itulah sederet gangguan yang mengancam tubuh manakala Anda melakukan ‘balas dendam’ ketika berbuka puasa. Untuk menghindari ancaman tersebut, ada beberapa hal yang dapat dilakukan. 

Salah satunya, berbuka dengan makanan manis secara perlahan. Makanan atau minuman manis bisa dengan cepat meningkatkan kadar darah yang turun setelah berbuka puasa. 

Namun, kebanyakan makanan manis (seperti teh manis atau pisang goreng) tak memiliki gizi yang cukup untuk mengganti vitamin dan nutrisi lainnya yang hilang selama berpuasa.

Alternatifnya, Anda bisa memilih kurma atau minuman, seperti jus buah asli yang kaya nutrisi