Sport

Balada Barshim di Olimpiade Tokyo 2020, Ketika Empati Lebih Berharga Dibanding Emas

apahabar.com, JAKARTA – Olimpiade Tokyo 2020 tak melulu soal persaingan meraih medali. Juga terdapat empati, saling…

Mutaz Essa Barshim dan Gianmarco Tamberi mengibarkan bendera negara masing-masing, setelah memutuskan berbagi medali emas di Olimpiade Tokyo 2020. Foto: Tempo

apahabar.com, JAKARTA – Olimpiade Tokyo 2020 tak melulu soal persaingan meraih medali. Juga terdapat empati, saling menghargai dan persahabatan yang diperlihatkan Mutaz Essa Barshim.

Mutaz Essa Barshim memperlihatkan betapa empati, saling menghargai dan persahabatan lebih bernilai, ketika atlet Qatar ini memilih berbagi medali emas di cabang olahraga lompat tinggi, Minggu (1/8).

Awalnya Mutaz Essa Barshim paling berpeluang meraih emas, setelah membukukan lompatan setinggi 2,37 meter di final lompat tinggi.

Namun catatan lompatan yang sama, juga berhasil dibukukan Gianmarco Tamberi dari Italia.

Lantas untuk menentukan pemenang, kedua atlet diberi tiga kesempatan lagi untuk memperbaiki catatan lompatan.

Tidak dinyana baik Mutaz Essa Barshim maupun Gianmarco Tamberi, gagal memperbaiki catatan lompatan dalam tiga kesempatan.

Akhirnya satu lagi kesempatan diberikan, tetapi Gianmarco Tamberi mengalami cedera. Mutaz Essa Barshim pun berpeluang meraih emas, karena tidak memiliki saingan.

Uniknya Mutaz Essa Barshim memilih tidak mengambil kesempatan itu. Atlet berusia 30 tahun ini malah bertanya kepada ofisial, soal kemungkinan berbagi medali.

Ofisial tersebut mengangguk. Kemudian kedua atlet itu bergandengan tangan, berpelukan, dan bersorak kegirangan dengan cucuran air mata.

Itu adalah kali pertama emas Olimpiade dibagi dua sejak Olimpiade 1908, ketika Edward Cook dan Alfred Gilbert berbagi emas di nomor loncat galah.

Selanjutnya sempat terjadi medali atletik Olimpiade dibagi dua atlet, tetapi hanya untuk perak dan perunggu.

“Kami hanya melihat satu sama lain, setelah diberi satu kesempatan lagi. Namun kami sepakat bahwa pertandingan sudah selesai,” papar Barshim seperti dilansir Tempo.

“Tamberi adalah salah satu teman terbaik saya. Tidak hanya di trek, juga di luar trek. Ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan dan semangat sejati olahragawan,” tegasnya.

Meski dibagi dua, emas tetap terhitung satu medali utuh untuk Italia dan Qatar. Tamberi memberi emas ketiga dari 4 emas yang didapat Italia di Olimpiade Tokyo 2020.

Sementara Barshim menyumbangkan emas kedua untuk Qatar. Sebelumnya di Olimpiade Rio de Janeiro 2016 dan London 2012, Barshim meraih perak.

Sedangkan Tamberi meraih medali Olimpiade pertama dalam karier. Atlet 29 tahun ini absen di Olimpiade 2016 akibat cedera menjelang pembukaan.

“Setelah sembuh dari cedera saya, saya hanya ingin kembali. Sekarang saya memiliki emas yang saya impikan berkali-kali,” seru Tamberi.

“Saya sempat diwanti-wanti tidak bisa berkompetisi lagi, setelah cedera sebelum Olimpiade 2016. Ini adalah perjalanan yang panjang,” tandasnya.