Bakti Sosial di Marabahan Batola, Mensos Risma Soroti Tenaga Terapi Disabilitas Fisik

Mengakhiri rangkaian kegiatan di Barito Kuala (Batola), Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengunjungi Kecamatan Marabahan, Barambai dan Bakumpai, Rabu (12

Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini bersama Penjabat Bupati Mujiyat bercengkerama dengan siswa SLB Marabahan dalam kegiatan bakti sosial di halaman Kantor Bupati Batola, Rabu (12/6). Foto: bakabar.com/Bastian

bakabar.com, MARABAHAN - Mengakhiri rangkaian kegiatan di Barito Kuala (Batola), Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengunjungi Kecamatan Marabahan, Barambai dan Bakumpai, Rabu (12/6).

Didampingi Penjabat Bupati Mujiyat, Kapolres AKBP Diaz Sasongko, Dandim 1005 Letkol Inf Kadirman Gultom dan unsur Forkopimda lain, Mensos lebih dulu mendatangi pelaksanaan operasi katarak di RSUD H Abdul Aziz Marabahan.

Perempuan yang biasa disapa Risma itu sempat berdialog dengan beberapa pasien untuk menjaring keluhan, serta melihat langsung proses operasi.

Tercatat sebanyak 320 orang yang menjalani operasi. Adapun kegiatan ini merupakan kerja sama Pemkab Batola dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami), dan didukung Himpunan Bersatu Teguh.

Proses operasi dilakukan dengan peralatan canggih, sehingga tidak lagi menggunakan metode penyobekan. Risiko operasi juga dapat ditekan lebih cepat dalam proses pemulihan.

Sementara dokter spesialis mata yang dilibatkan berjumlah 10 orang. Sebanyak 6 dokter didatangkan dari Jakarta, sisanya Banjarmasin dan Batola.

"Tidak semua pasien berusia lanjut, karena 60 di antaranya masih muda. Mereka bukan menderita katarak, tapi pterigium yang disebabkan iritasi," ungkap Risma.

Selepas meninjau operasi katarak, Risma melaksanakan kegiatan bakti sosial untuk penyandang disabilitas fisik dan mental di halaman Kantor Bupati Batola. Adapun terapi medis dilakukan 20 tenaga ahli yang berasal dari berbagai provinsi.

Juga diserahkan bantuan bahan pokok, tongkat adaptif, kursi roda, alat bantu dengar dan Oobat yang dikhususkan untuk warga terindikasi gangguan mental.

"Alhamdulillah kesulitan kami diperhatikan melalui bantuan kursi roda," papar Rabiatul Hamdah, warga Kelurahan Berangas Barat yang mengantar sang putra untuk menerima bantuan kursi roda.

"Biasanya anak saya harus digendong, tetapi sekarang pergerakan lebih mudah dengan kursi roda. Kebetulan pula kursi yang dibagikan sesuai untuk ukuran anak-anak," imbuhnya.

Putra Rabiatul Hamdah merupakan penyandang disabilitas fisik sejak lahir hingga sekarang berusia 13 tahun. Sempat menjalani terapi medis, tetapi terhenti lantaran tak mampu membayar iuran BPJS Kesehatan.

Baca Juga: Prihatin Penyebaran Kusta, Mensos Risma Bikin Lumbung Sosial di Sungai Pitung Batola

"Akhirnya diterapi melalui pengobatan alternatif. Alhamdulillah anak saya sudah bisa duduk dan beringsut," jelas Rabiatul.

"Untuk selanjutnya saya sudah dianjurkan mengubah status BPJS Kesehatan dari berbayar menjadi gratis. InsyaAllah dalam waktu dekat akan diurus," sambungnya.

Berdasarkan beberapa pengalaman, terapi untuk penyandang disabilitas fisik diakui Risma cukup efektif

"Saya pernah menemukan warga yang duduk di kursi roda selama 28 tahun, justru bisa berjalan setelah diterapi," tegas Risma.

"Masalahnya jumlah tenaga terapis masih sedikit, termasuk tenaga yang dimiliki Kemensos. Makanya saya meminta alokasi dari Kementerian PANRB untuk memperbanyak tenaga terapis," sambungnya.

Diketahui Kemensos baru memiliki sentra terapi di Temanggung dan Bekasi, "Kedepan semua (provinsi) harus memiliki sentra terapis," tukas Risma.

Masih dalam kunjungan di Batola, Risma juga menghadiri lepas pasung Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), sebelum dirujuk ke RSJ Sambang Lihum.

Setelah 11 orang di Desa Sungai Pitung, Kecamatan Alalak, pelepasan pasung dilakukan kepada 2 ODGJ di Desa Sungai Lirik, Kecamatan Bakumpai, dan Desa Bagagap di Kecamatan Barambai.

Pemasungan ODGJ di Desa Bagagap kepada pemuda berinisial ABH, disebabkan yang bersangkutan sering menghilang dari rumah dan enggan mengenakan pakaian.

ABH sendiri mengalami gangguan jiwa selama kurang lebih 5 tahun, setelah sang ayah meninggal dunia. Pemuda berusia 23 tahun ini tinggal bersama ibu dan seorang saudara perempuan.

Sementara ODGJ di Sungai Lirik berinisial HD, sudah mengalami gangguan jiwa selama kurang lebih 30 tahun. Sedangkan pemasungan dilakukan dalam 5 tahun terakhir.

HD tinggal serumah bersama sang adik yang mengalami down syndrome. Belakangan adik HD juga dibawa ke panti sosial untuk mendapatkan penanganan.

"Keputusan melakukan pasungan kepada ODGJ masih banyak dilakukan masyarakat. Padahal ini tidak boleh dilakukan, karena mereka dapat ditenangkan dengan obat-obatan," tegas Risma.

Sementara Mujiyat menyampaikan bahwa kehadiran Mensos Risma merupakan bentuk kepedulian, sembari berjanji bakal menindaklanjuti permasalahan yang belum terselesaikan.

“Mudah-mudahan kendatangan Mensos dapat menggairahkan masyarakat di Batola, terutama orang berkebutuhan khusus, ODGJ hingga penderita kusta," paparnya.

Selain penyerahan bantuan untuk disabilitas dan pelepasan pasung, Risma juga memberikan bantuan ternak ayam petelur Desa Kolam Kanan di Kecamatan Barambai.

Terdapat dua kelompok peternak yang mendapatkan bantuan masing-masing 140 ekor dan 180 ekor ayam petelur.

Didampingi Penjabat Bupat Mujiyat, Kapolres AKBP Diaz Sasongko dan Dandim 1005 Batola Letkol Inf Kadirman Gultom, Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini meninjau peternakan ayam petelur di Barambai. Foto: Humas Polres Batola