WEF 2023

Bahlil Tantang Investor Asing Terlibat di Proyek Hilirisasi Indonesia

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengajak investor asing untuk terlibat dalam proyek hilirisasi di beberapa sektor, seiring perizinan yang semakin mudah.

Pemerintah larang ekspor bijih bauksit pada tahun 2023. Hal itu diungkapkan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia di hadapan investor di Paviliun Indonesia di World Economic Forum (WEF) Annual Meeting 2023 di Davos, Swiss. Foto: ANTARA

apahabar.com, JAKARTA – Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengajak investor asing untuk terlibat dalam proyek hilirisasi di beberapa sektor, seiring perizinan yang semakin mudah.

Hal itu disampaikannya pada forum diskusi terbatas yang digelar dalam rangkaian World Economic Forum (WEF) 2023 di Davos, Swiss.

“Kami mengundang investor untuk datang membawa teknologi, modal, dan sebagian pasar. Kami ditugaskan presiden untuk memberikan jaminan percepatan perizinan kepada investor,” ujarnya melalui keterangan tertulis, Kamis (19/1).

Terang Bahlil, fokus pemerintah saat ini adalah pada penciptaan nilai tambah melalui hilirisasi yang berorientasi pada energi dan industri hijau.

Baca Juga: Bahlil Umumkan Realisasi Investasi 2022 Lebihi Target Rp1.200 Triliun

"Arah kebijakan hilirisasi investasi strategi pemerintah tidak hanya untuk sumber daya nikel, melainkan ada delapam sektor prioritas," ungkapnya. Sektor yang dimaksud adalah mineral, batubara, minyak bumi, gas alam, perkebunan, kelautan, perikanan, dan kehutanan dengan 21 komoditas.

Kebijakan ini sendiri sudah berjalan dan diperkirakan nilai investasinya hingga tahun 2035 mencapai USD545,3 miliar.

“Indonesia menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang fokus menjalankan proses nilai tambah di negaranya sendiri. Ini semua sudah berjalan. Ini sudah dimulai,” ungkapnya.

Menteri Bahlil juga menegaskan bahwa perjuangan Indonesia menginisiasi hilirisasi mendapatkan banyak pertentangan dari dunia internasional. Namun hilirisasi harus dilakukan agar Indonesia bisa berubah dari negara berkembang menuju negara maju.

Baca Juga: Sejalan dengan Program Hilirisasi Jokowi, Proyek Smelter Bakal Masuk PSN?

Menurut Bahlil, Indonesia dan negara berkembang lainnya harus diberi ruang untuk melangkah maju. Sudah saatnya negara-negara yang memiliki sumbedaya alam melimpah memanfaatkannya untuk kemakmuran rakyat. Salah satunya melalui program hilirisasi komoditas.

“Hilirisasi tidak hanya menguntungkan para pengusaha dan investor, tetapi juga berkolaborasi dengan pengusaha daerah dan UMKM yang di daerah agar bisa tumbuh bersama-sama,” tutupnya.