Tak Berkategori

Bahan Makanan Pemicu Utama Deflasi di Kalsel

apahabar.com, BANJARMASIN – Bahan makanan menjadi penyumbang utama deflasi di Kalimantan Selatan. Pada Triwulan I/2019, Kota…

Ilustrasi pasar. Foto-Istimewa

apahabar.com, BANJARMASIN – Bahan makanan menjadi penyumbang utama deflasi di Kalimantan Selatan.

Pada Triwulan I/2019, Kota Banjarmasin mengalami Deflasi sebesar 0,07 persen.

Sedangkan, untuk Kota Tanjung, mengalami deflasi 0,67 persen. Dua kota tersebut menjadi acuan perhitungan Badan Pusat Statistik di Kalimantan Selatan.

Meminjam data BPS, terjadi laju inflasi kalender tahun 2019, Februari 2019 terhadap Desember 2018, sebesar 0,74 persen dan laju inflasi year on year (yoy) adalah 3,24 persen di Banjarmasin.

Di Banjarmasin, sejumlah komoditas mengalami penurunan harga, antara lain: angkutan udara, ikan kembung/gembung, bawang merah, bensin, telur ayam ras.

Deflasi tersebut didorong oleh penurunan indeks harga pada kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,94 persen, kelompok sandang sebesar 0,33 persen.

Di sana, kelompok yang mengalami kenaikan indeks harga pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau sebesar 0,38 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar sebesar 0,08 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,41 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,06 persen, kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,01 persen.

Sedangkan, di Tanjung, laju inflasi kalender Tahun 2019 terjadi inflasi sebesar 0,08 persen dan laju inflasi adalah 2,45 persen (yoy).

Hampir serupa Banjarmasin, komoditi daging ayam ras, bawang merah, telur ayam ras, telepon seluler, bensin menjadi berandil besar pada deflasi di sana.

Baca Juga: Dewan: Hilirisasi Jadi Solusi Atasi Harga Sawit di Kalsel

Deflasi didorong adanya penurunan indeks harga pada kelompok pengeluaran yaitu kelompok bahan makanan sebesar 2,34 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau sebesar 0,03 persen, kelompok sandang sebesar 0,02 persen, kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,66 persen.

Satu kelompok mengalami kenaikan; kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar sebesar 0,12 persen. Dua kelompok tidak mengalami perubahan yaitu kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga dan kelompok kesehatan .

Secara umum, dari 82 kota yang menghitung indeks harga konsumen, tercatat 13 kota mengalami inflasi, 69 kota mengalami deflasi.

Inflasi tertinggi terjadi di kota Tual sebesar 2,98 persen, dan terendah di kota Kendari sebesar 0,03 persen.

Sedangkan, Deflasi tertinggi terjadi di kota Merauke sebesar 2,11 persen, dan terendah di kota Serang sebesar 0,02

Editor: Fariz F