Badan Geologi Rekam 1.792 Kali Guguran Gunung Karangetang Sulut

Gunung Karangetang di Sulawesi Utara mengeluarkan sebanyak 1.792 kali gempa guguran. Jumlah tersebut terekam oleh Badan Geologi Kementerian ESDM sepanjang perio

Badan Geologi Kementerian ESDM dalam evaluasi Gunung Karangetang periode 23-30 Juni 2023 merekam sebanyak 1.792 kali gempa guguran. Tampak guguran lava pijar ke arah Kali Kahetang tanggal 4 Juli 2023 pukul 22.49 WITA. Foto: Antara

apahabar.com, JAKARTA - Gunung Karangetang di Sulawesi Utara mengeluarkan sebanyak 1.792 kali gempa guguran. Jumlah tersebut terekam oleh Badan Geologi Kementerian ESDM sepanjang periode 23-30 Juni 2023.

Selain gempa guguran, dari pengamatan instrumental yang dilakukan mencatat sebanyak dua kali gempa embusan. Selain itu, juga terjadi gempa hybrid/fase banyak dan dua kali gempa vulkanik dalam.

"Data seismik menunjukkan bahwa aktivitas gempa guguran masih terekam tinggi," kata Kepala Badan Geologi, Sugeng Mujiyanto dalam evaluasi Gunung Karangetang yang dibagikan Ketua Pos Pengamatan Gunung Api, Yudia P Tatipang melalui keterangan tertulis, Kamis (6/7).

Baca Juga: Gunung Semeru Kembali Erupsi, Muntahkan Awan Panas Jarak Luncur 3,5 Km

Tak hanya itu, terekam sekali gempa tektonik lokal, 17 kali gempa teknonik jauh, dan dua kali getaran banjir, serta tremor menerus dengan amplitudo antara 0,25 hingga enam milimeter, dominan tiga milimeter.

Badan Geologi juga mengeluarkan evaluasi mengenai erupsi efusif Gunung Karangetang masih terjadi. Di antaranya lava keluar dari bagian barat daya kawah utama mengarah ke Kali Batang, Kali Timbelang dan Beha barat sejauh sekitar 1.500 meter.

Sedangkan yang ke arah selatan masuk ke Kali Batuawang dan Kali Kahetang jarak luncur sekitar 1.750 meter.

"Kejadian erupsi efusif masih terus terjadi, data visual tampak aktivitas luncuran lava masih terkonsentrasi ke arah barat daya dan selatan dengan jarak luncur maksimum sekitar 1.750 meter dari kawah utama," ujarnya.

Baca Juga: Munculkan Polemik, Kebijakan Soal Mendaki Gunung di Bali Masih dalam Kajian

Sementara awan panas guguran pada periode ini tidak terjadi, namun perlu diwaspadai kemungkinan awan panas guguran terjadi ke arah selatan yakni ke Kali Kahetang dan Kali Batuawang.

Sugeng mengajak warga mewaspadai awan panas guguran dimana kubah lava lama masih ada di puncak yang sewaktu-waktu dapat runtuh bersamaan dengan keluarnya lava.

"Karakteristik awan panas guguran Gunung Karangetang terjadi dari penumpukan material lava yang gugur atau longsor," pungkasnya.