Relax

Badak Jawa Ditetapkan Menjadi Maskot Piala Dunia U-20, Apa Alasannya?

apahabar.com, JAKARTA – Badan sepak bola tertinggi dunia atau FIFA baru saja merilis maskot resmi untuk…

Badak Bacuya menjadi MAskot Piala Dunia U-20 (Foto: dok. kemenpora)

apahabar.com, JAKARTA - Badan sepak bola tertinggi dunia atau FIFA baru saja merilis maskot resmi untuk gelaran Piala Dunia U-20 di Indonesia. Maskot tersebut bernama Bacuya, yang merupakan salah satu binatang khas dari Indonesia.

Badak Cula Cahaya atau Bacuya ini diharapkan dapat merepresentasikan energi serta antusiasme pemain dan seluruh penggemar sepak bola Indonesia.

Maskot yang memiliki ciri khas pada tanduk berwarna warni tersebut, juga melambangkan penjaga talenta muda serta mercusuar untuk masa depan sepak bola.

Di tengah meriahnya sambutan terhadap badak bercula satu kecil ini, ternyata terdapat fakta yang cukup mengkhawatirkan dengan eksistensi mereka di dunia.

Perbedaan Badak Bercula Satu dan Bercula Dua

Badak yang ada di dunia saat ini ternyata hanya tinggal tersisa 5 spesies, sedangkan untuk 2 spesies di antaranya berada di Indonesia, yaitu Badak Sumatera (Dicerorhinus Sumatrensis) dan Badak Jawa (Rhinoceros Sondaicus).

Kebanyakan orang lebih familiar dengan nama badak cula satu yang sebenernya merujuk ke Badak Jawa, sedangkan untuk Badak Sumatera memiliki cula sebanyak 2 buah.

Rhioceros Sondaicus sendiri merupakan kata yang diambil dari bahasa Yunani, yaitu Rhino yang memili arti hidung dan ceros yang berarti tanduk sedangkan untuk sondaicus berasal dari kata sunda.

Setidaknya terdapat 3 subspesies dari genus Rhinoceros Sondaicus ini di antaranya Rhinoceros Sondaicus sondaicus atau Badak Jawa Indonesia, Rhinoceros Sondaicus Annamiticus yang merupakan Badak Jawa Vietnam, dan Rhinoceros Sondaicus Inermis atau dikenal sebagai Badak Jawa India.

Terancam Kepunahan karena Faktor Alam

Ternyata fakta yang mengkhawatirkan tersebut adalah pada statusnya yang masuk dalam ketgori kritis (Critically endangered species) berdasarkan daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN Red List), yang artinya tingkat kepunahannya sangat tinggi.

Tercatat jumlah badak bercula satu yang ada di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) pada tahun 2019 tidak lebih dari 80 ekor, dan diproyeksikan jumlahnya kedepan akan terus mengalami penurunan.

"Penurunan ini bukan tanpa alasan, sebab Badak Jawa yang ada di TNUK dinilai masih sangat rentan terhadap beberapa ancaman seperti faktor alam dan genetik," ujar Kepala SPTN Wilayah II Handeuleum, Ujang Acep yang dikutip dari unas.ac.id.

Faktor alam yang dimaksud misalnya tsunami, hal ini karena letak TNUK yang berada sangat dekat dengan laut.

Terancam Kepunahan karena Faktor Genetik

Sedangkan untuk faktor genetiknya, berdasarkan hasil analisa tahun 2019 ditemukan banyak badak yang memiliki satu garis keturunan indukan. Artinya banyak dari badak ini menikah dengan satu keluarga.

Sedangkan untuk Badak Jawa Vietnam, statusnya sudah dinyatakan punah pada tahun 2010.

Hewan itu ditemukan dalam keadaan sudah mati di taman nasional Cat Tien, dengan kondisi kaki tertembak dan cula yang sudah diambil.

Jadi itulah kondisi dan realita yang ada tentang badak bercula satu kecil, yang menjadi maskot dari piala dunia U-20 yang akan di gelar pada 20 Mei sampai 11 Juni 2023.

Semoga dengan adanya turnamen ini dapat meningkatkan kepedulian masyarakat untuk menajaga hewan ini agar tidak punah.