Nasional

Awas! Gunung Semeru Kembali Muntahkan Awan Panas

apahabar.com, LUMAJANG – Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur kembali memuntahkan awan panas, Minggu (19/12/2021)…

Oleh Syarif
Gunur Semeru erupsi. Foto-BPBD Lumajang

apahabar.com, LUMAJANG – Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur kembali memuntahkan awan panas, Minggu (19/12/2021) pagi.

Kepala Pos Pantau Gunung Api Semeru di Gunung Sawur, Liswanto mengatakan, guguran awan panas terjadi sekitar pukul 05.31 WIB di puncak gunung di Pulau Jawa tersebut.

“Masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 14 Km dari puncak,” ujarnya, kutip Okezone.

Diketahui, pencarian korban erupsi Gunung Semeru resmi dihentikan. Total korban jiwa yang berhasil ditemukan sebelum pencarian dihentikan berjumlah 48 orang, sebanyak 10.000 lebih warga harus mengungsi.

Selain itu, untuk mewaspadai potensi perluasan wilayah yang dilanda awan panas dan aliran lahar, masyarakat juga diimbau tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, hingga sejauh 17 km dari puncak.

Saat ini Gunung Semeru berstatus siaga atau level III, masyarakat dilarang keras melakukan aktivitas dalam radius 5 km dari kawah atau puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu atau lava pijar.

Masyarakat juga diminta mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

Berdasarkan laporan pengamat Gunung Api Semeru di Gunung Sawur, Yadi Tuliandi yang dimuat di Magma Indonesia, Minggu (19/12/2021) pada pukul 00:00-06:00 WIB, gunung yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) tersebut, mengalami satu kali gempa APG dengan amplitudo 20 mm dan lama gempa 720 detik.

Selain itu, Gunung Semeru juga teramati mengalami delapan kali gempa guguran dengan amplitudo 2-8 mm dan lama gempa 30-60 detik.

Satu kali gempa hembusan dengan amplitudo 7 mm, dan lama gempa 65 detik, serta satu kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 7 mm, S-P tidak teramati dan lama gempa 120 detik.