Tak Berkategori

Awal Tahun, Layanan Kesehatan ACT Sapa Gaza

apahabar.com, BANJARMASIN – Berseragam putih, dokter-dokter relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Palestina tiba di daerah Khan…

Petugas layanan kesehatan ACT saat memberikan pengobatan kepada pemuda Gaza. Foto-istimewa

apahabar.com, BANJARMASIN - Berseragam putih, dokter-dokter relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Palestina tiba di daerah Khan Yunis. Kota di sisi selatan Jalur Gaza itu menjadi daerah tujuan layanan kesehatan ACT akhir Januari lalu.

Mereka mengunjungi sejumlah rumah untuk memeriksa kesehatan para penghuninya, khususnya anak-anak.

Remaja laki-laki itu bernama Rafa-bukan nama sebenarnya-. Tubuhnya masih harus ditopang kruk untuk membantunya berjalan.

Rafa dan keluarganya adalah salah satu penerima manfaat yang mendapat pelayanan kesehatan ACT.

Bantuan kesehatan musim dingin ACT merupakan implementasi derma masyarakat Indonesia untuk Palestina.

Bantuan ini ditujukan bagi masyarakat Palestina prasejahtera. Pada pelaksanaan bantuan kali ini, relawan medis mengunjungi rumah warga untuk memeriksakan kesehatan. Disamping itu memberikan obat sesuai kebutuhan dan membuka layanan di klinik tertentu.

"Program ini dilaksanakan minggu akhir Januari. Di bulan Februari juga akan dilakukan house visit di seluruh wilayah Jalur Gaza," lapor Andi Noor Faradiba dari Global Humanity Response (GHR) - ACT.

Klinik kesehatan ACT di Gaza. Foto-istimewa

Baca Juga: Menghalau Gigil Anak-Anak Gaza

Selain Khan Yunis, layanan kesehatan juga dilakukan di sejumlah klinik yang terletak di Gaza Utara dan Kota Gaza.

"Ada sekitar 350 pasien yang sudah diperiksa. Penyakit yang banyak ditemukan antara lain flu, radang tenggorokan, batuk, dan peradangan pada saluran pernapasan," lanjut Faradiba, Rabu (6/2).

Musim dingin membuat sejumlah warga di Gaza rentan terserang penyakit. Daya tahan tubuh melemah. Faktor cuaca dan lingkungan tempat tinggal turut menjadi penyebabnya.

Bahkan di Khan Yunis, musim dingin pernah mencetak sejarah tak bersahabat. Instansi Kesehatan Gaza mencatat, dua orang bayi meninggal dunia akibat tersapu badai pada Januari 2015 lalu.

Setahun kemudian, pada Januari 2016, New Delhi Television Limited memberitakan musibah serupa. Di sana, para orang tua sampai harus membungkus anak mereka dengan selimut tebal untuk menghalau udara dingin.

Hujan kala itu juga menyebabkan banjir dan menutup jalan juga sekolah-sekolah.

Khan Yunis merupakan salah satu daerah pengungsian terbesar di Jalur Gaza. Badan Bantuan dan Pembangunan PBB (UNWRA) menyebut, Khan Yunis adalah rumah bagi lebih dari 87 ribu pengungsi.

Aksi yang dilakukan ACT di Gaza tak lepas juga dari dukungan masyarakat Kalimantan Selatan.

Menurut Kepala Cabang ACT Kalsel Arie Setiawan, banyak warga Kalsel yang menitipkan amanahnya untuk rakyat Palestina. "Bahkan ada seorang penjual bubur ayam yang rutin berdonasi untuk Palestina ke kantor kami," terang Arie.(adv)

Baca Juga:Suplai 100.000 L Bahan Bakar, Selamatkan Ribuan Pasien Gaza

Editor: Ahmad Zainal Muttaqin