Kinerja Perseroan

ASDP Siap Setor Dividen Rp101 Miliar kepada Negara

PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) bakal menyetorkan dividen kepada negara sekitar Rp101 miliar atau 18 persen dari laba perseroan pada 2022 sebesar Rp585 miliar

Suasana Dermaga Eksekutif Pelabuhan Merak, Banten. Foto: ASDP

apahabar.com, JAKARTA - PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) bakal menyetorkan dividen kepada negara sekitar Rp101 miliar atau 18 persen dari laba perseroan pada 2022 sebesar Rp585 miliar.

Corporate Secretary ASDP Shelvy Arifin dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (2/7) mengungkapkan bahwa dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) yang digelar pada Senin (26/6) lalu disahkan bahwa ASDP akan menyetorkan dividen perusahaan sekitar Rp101 miliar.

"Penyerahan deviden ini sebagai bentuk komitmen kami untuk terus berkontribusi untuk negara, khususnya mendorong program-program kerakyatan bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia," ujar Shelvy.

Ia mengungkapkan manajemen ASDP berhasil melakukan terobosan operasional dan keuangan pasca pandemi COVID-19 sehingga pada 2022 lalu kembali membukukan kinerja positif dengan mencetak laba bersih tertinggi sepanjang sejarah berdiri, yakni sebesar Rp585 miliar.

Baca Juga: Momen Iduladha, ASDP: Perlakuan Sama dengan Mudik Lebaran

Shelvy menjelaskan ada dua faktor utama yang berkontribusi atas pencapaian ini. Pertama, dari sisi eksternal, yaitu dampak pelonggaran pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang dilakukan oleh pemerintah.

Oleh karena itu, selama 2022, khususnya periode layanan angkutan Lebaran dan Natal Tahun Baru 2022 lalu, pergerakan penumpang dan kendaraan telah kembali normal dan terus menunjukkan kenaikan.

Selain itu, pelonggaran pergerakan kendaraan dan penumpang pasca pandemi COVID-19 diperkuat dengan telah dilakukan pencabutan PPKM oleh pemerintah pada 30 Desember 2022 sehingga masyarakat lebih leluasa dalam melakukan perjalanan.

Kedua, faktor internal, di antaranya dengan pembenahan operasional dan perbaikan bisnis proses yang makin efektif dan efisien, termasuk digitalisasi ticketing di seluruh pelabuhan ASDP.

Baca Juga: Antisipasi Lonjakan Arus Penumpang, ASDP Ferry Tingkatkan Layanan

Berdasarkan laporan kinerja konsolidasian ASDP 2022 audited Januari hingga Desember 2022 tercatat membukukan pendapatan Rp4,381 triliun dan laba bersih Rp585 miliar.

"Pendapatan 2022 telah melampaui dari total pendapatan dalam kondisi normal sebelum COVID-19 di tahun 2019 sebesar Rp3,328 triliun dan naik 23,4 persen dibanding realisasi 2021 sebesar Rp3,550 triliun. Sementara untuk raihan laba bersih, mencapai 220,8 persen dari target dan mengalami pertumbuhan 79,4 persen dari laba di tahun 2021 sebesar Rp326 miliar," ungkap Shelvy.

ASDP juga mencatat pencapaian kinerja positif pada 2022 turut dikontribusikan kinerja penyeberangan baik produksi perintis dan komersial (gabungan), yaitu produksi penumpang mencapai sebanyak 7,6 juta orang atau naik sebesar 66 persen dibandingkan realisasi 2021 sebanyak 4,6 juta orang, lalu kendaraan roda dua dan tiga sebanyak 4,1 juta unit atau 66 persen dari realisasi 2,5 juta unit.

Kemudian, kendaraan roda empat/lebih mencapai 4,4 juta unit atau naik 48 persen dibandingkan realisasi 2021 sebanyak 2,9 juta unit, dan barang mencapai 1,3 juta ton atau -47 persen bila dibandingkan realisasi pada 2021 sebanyak 2,4 juta ton.

Baca Juga: Tingkatkan Kinerja, ASDP Komitmen Akselerasi Transformasi Digital

"Kenaikan produksi penumpang kapal penyeberangan tidak terlepas dari transformasi termasuk digitalisasi layanan yang secara berkelanjutan dijalankan perusahaan. ASDP telah melayani 7,6 juta atau naik 73 persen dari 4,4 juta penumpang tahun 2021," kata dia.

Shelvy mengungkapkan peningkatan jumlah penumpang juga disebabkan ketersediaan prasarana dan sarana berupa kapal, dermaga, dan pelabuhan yang memadai serta sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan selalu berupaya memberikan layanan terbaik kepada para pengguna jasa.

Selain itu, kinerja positif juga didukung program pengendalian biaya melalui langkah efisiensi yang ditunjukkan dengan operating ratio 66,89 persen lebih rendah dibanding 2021 sebesar 72,05 persen.

Selanjutnya, rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) pada 2022 sebesar 86,06 persen lebih rendah dibanding pada 2021 sebesar 91,51 persen. Hal tersebut menunjukkan perusahaan berhasil meningkatkan efisiensinya dengan adanya pengendalian keuangan terhadap realisasi beban pokok dan beban usaha.