apahabar.com, BANJARBARU – Hacker asal Amuntai, Kalimantan Selatan, yang bikin geger dunia internasional sudah ditahan di Banjarbaru. Pengamat IT Forensik, Winda Andrini Wulandari, menilai penahanan itu sebagai keputusan yang tepat.
“Kalau menurut saya harus ditahan sesuai dengan undang-undang ITE,” katanya kepada apahabar.com, Rabu (2/3/2022).
Dia beralasan penahanan harus dilakukan karena hacker tersebut telah melakukan peretasan yang sama saja dengan melakukan kejahatan konvensional. Hanya saja dia meminta selama proses penahanan, pihak kepolisian tetap harus melakukan pembinaan.
“Nantinya bisa dijadikan aset negara kita untuk mengamankan data informasi,” sambungnya.
Namun, kata dia, pembinaan tersebut harus dilakukan oleh ahli yang legalitasnya sudah diakui pemerintah. “Dengan catatan mereka harus tetap dalam genggamannya Polri. Artinya dengan dia diberikan pembinaan itu agar tidak disalah gunakan lagi,” jelasnya.
Dengan ditangkapnya RNS dalam kasus peretasan lintas negara, dia menilai hal tersebut menjadi bukti bahwa hukum di Indonesia masih ditegakkan secara adil. Hal ini, kata Dosen UniversitasCahaya Bangsa Banjar itu, juga baik untuk meningkatkan kepercayaan publik terhadap kinerja aparat kepolisian.
Di luar dari kasus yang terjadi, Winda menyebut alat peretas yang dibuat dan dijual RNS mengagumkan. Dia juga menilai kejahatan yang dilakukan RNS sudah terstruktur dan terencana.
“Ini bisa dikatakan luar biasa, apalagi kalau sekelas anak muda,” katastaf bidang Persandian dan Keamanan Informasi dari Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kalimantan Selatan itu.
Dia menambahkan dengan adanya kasus ini masyarakat harus meningkatkan kesadaran akan bahaya siber, dimulai dari pentingnya menjaga kerahasiaan data pribadi dan membuka pemahaman tentang keamanan siber sebagai langkah dasar dalam mencegah terjadinya tindakan ilegal di dunia maya.