Kalsel

Apa Kabar Pembangunan Jembatan Alalak?

apahabar.com, BANJARMASIN – Lama tak terdengar, pemerintah rupanya belum melupakan proyek Jembatan Alalak I. Perlahan namun…

Tampak sejumlah pekerja proyek menggenjot pembangunan Jembatan Alalak 1. Dikerjakan oleh PT Wijaya Karya-Pandji KSO, Jembatan senilai Rp278 miliar ditarget selesai pada 2021. Foto-apahabar.com/Bahaudin Qusairi

apahabar.com, BANJARMASIN – Lama tak terdengar, pemerintah rupanya belum melupakan proyek Jembatan Alalak I. Perlahan namun pasti, proyek pembangunan jembatan penghubung Kalteng-Kalsel ini terus bergulir.

Sejauh ini, Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) XI Banjarmasin telah mengkaji secara teknis proyek yang menelan anggaran Rp278 miliar itu.

Demikian disampaikan Kepala Satker Non-Vertical Wilayah Kalsel I BBPJN Wilayah XI Banjarmasin, Syahriliansyah saat ditanya perkembangan progres Jembatan Alalak.

“Sekarang kita sudah melaksanakan pekerjaan jalan pendekat dari arah Banjarmasin dan Batola, sambil menunggu mobilitas alat pondasi boredpile,” terangnya.

Sampai sekarang progres pembangunannya mencapai angka 32,04 persen, sejak resmi dikerjakan pada 1 April lalu.

Pihaknya menargetkan pembangungan jembatan yang dikerjakan oleh Kontraktor PT Wijaya Karya-Pandji KSO selesai pada 2021.

Namun tak menutup kemungkinan, pembangunan jembatan sepanjang 850 meter itu bisa diselesaikan sebelum target pembangunan tersebut berakhir.

“Insyaallah selesai sesuai target kami yang telah ditentukan 2 tahun pengerjaan, sehingga warga bisa menikmatinya,” bebernya.

Secara umum, Jembatan Alalak tengah direncanakan bakal menjadi jembatan pertama kali di Indonesia dengan model melengkung.

Kata Pejabat Pembuat Komitmen Jembatan Alalak Andika Mulrosha, pembangunan jembatan dengan sistem cable stayed ini, juga diikuti dengan desain unik.

Cable stayed adalah jembatan yang menggunakan kabel-kabel berkekuatan tinggi sebagai penggantung yang menghubungkan gelagar dengan menara.

Pada umumnya jembatan cable stayed menggunakan gelagar baja, rangka, beton atau beton pratekan sebagai gelagar utama.

“Jembatan Sei Alalak menjadi jembatan dengan sistem melengkung yang pertama kali dibangun di Indonesia,” ujar dia.

Namun, pembangunan jembatan dengan sistem cable stayed memiliki tingkat kesulitan yang cukup kompleks. Apalagi dengan struktur tanah di sekitar jembatan yang lembek.

“Namun demikian, persoalan tersebut telah diantisipasi dengan menggunakan tiang pancang yang cukup panjang,” katanya.

Jembatan tersebut dibangun dengan menggunakan tiang pancang berdiameter 1,8 meter dengan panjang 70 meter.

Menurut dia, panjangnya tiang pancang tersebut, sebagai upaya untuk mengantisipasi struktur tanah di sekitar jembatan yang masih cukup lunak.

Dari dana pembangunan jembatan sebesar Rp278 miliar, tambah dia, sebesar 40 persennya, adalah untuk kebutuhan pondasi. Sehingga diharapkan, jembatan tersebut akan bertahan sangat lama dan kuat.

Baca Juga:Jembatan Alalak Didesain Melengkung, Ini Pertama di Indonesia

Baca Juga:Portal Jembatan Alalak II Diganti Besi, Mobil yang Nekat Siap-Siap Hancur

Reporter: Bahaudin QusairiEditor: Fariz Fadhillah