Antisipasi Karhutla di Banjarbaru, Ratusan Personel Gabungan Disiagakan

Menjelang puncak musim kemarau yang diperkirakan terjadi pada Juni hingga Agustus, Polres Banjarbaru bersama Pemkot menggelar Apel Kesiapsiagaan Karhutla

Pemeriksaan personel dalam apel kesiapsiagaan karhutla di Banjarbaru. Foto: bakabar.com/Fida

bakabar.com, BANJARBARU - Menjelang puncak musim kemarau yang diperkirakan Juni hingga Agustus 2025, Polres bersama Pemkot Banjarbaru mengambil langkah preventif dengan menggelar Apel Kesiapsiagaan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Lapangan Hijau Polres Banjarbaru, Senin (26/5).

Apel dipimpin Penjabat Wali Kota Subhan Noor Yaumil sebagai simbol komitmen kolektif dalam mencegah bencana ekologis yang kerap berdampak luas.

Dalam apel tersebut, Subhan membacakan sambutan dari Kapolda Kalimantan Selatan yang menekankan urgensi sinergi lintas sektor dalam menghadapi potensi karhutla.

Berdasarkan data aplikasi Lancang Kuning selama Januari hingga Mei 2025, terdeteksi 558 titik panas, dengan satu titik masuk dalam kategori tinggi.

Meskipun belum mencapai kondisi kritis, potensi kebakaran tetap tinggi, khususnya di lahan gambut yang mendominasi wilayah Kalimantan Selatan.

“Karhutla bukan hanya urusan api, melainkan ancaman nyata terhadap stabilitas ekonomi, pendidikan, hingga kesehatan masyarakat,” papar Subhan.

Juga disoroti dampak empiris karhutla yang pernah terjadi seperti gangguan moda transportasi akibat kabut asap, gangguan aktivitas pendidikan, serta peningkatan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Bahkan di masa lalu, bencana asap telah menembus batas negara dan memaksa pemerintah menetapkan status darurat nasional.

"Itu menjadi pengingat bahwa langkah preventif harus dilakukan secara terintegrasi, berkelanjutan, dan melibatkan seluruh elemen masyarakat,” tegas Subhan.

BMKG memprediksi bahwa puncak musim kemarau 2025 dimulai pertengahan tahun dengan risiko karhutla tertinggi diperkirakan terjadi antara Juli hingga September, terutama di Kalimantan, Nusa Tenggara, dan Papua.

“Dengan kesiapsiagaan yang solid antara TNI, Polri, BPBD, relawan, dan elemen masyarakat, kami berharap tidak terjadi lagi kabut asap yang melumpuhkan aktivitas warga dan membahayakan kesehatan publik,” harap Subhan.

Sementara Kapolres Banjarbaru AKBP Pius X Febry Aceng Loda menyatakan kesiapan penuh jajaran kepolisian dalam menghadapi ancaman karhutla. Melalui Polsek dan Bhabinkamtibmas, telah rutin dilakukan patroli dan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya kebakaran hutan.

“Personel kami telah disiagakan untuk merespons cepat apabila terjadi kebakaran. Pencegahan tetap menjadi prioritas utama,” sahut Pius.