Fenomena Alam El Nino

Antisipasi El Nino, Mentan: Manfaatkan Infrastruktur Air

Mentan Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan ketika musim kemarau panjang atau El Nino terjadi, petani harus dapat memanfaatkan infrastruktur air.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo melakukan panen raya padi di Desa Sujung, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Banten, Rabu (8/2). Foto: ANTARA

apahabar.com, JAKARTA – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan ketika musim kemarau panjang atau El Nino terjadi, petani harus dapat memanfaatkan infrastruktur air.

Infrastruktur air dapat digunakan untuk menjaga ketahanan pangan dan pembangunannya juga sebagai antisipasi perubahan iklim.

"Dengan memanfaatkan infrastruktur air seperti embung, dam parit maupun long storage saat kemarau datang," ujarnya seperti yang dikutip Antara, Minggu (30/4).

Kondisi musim kemarau seperti yang sudah BMKG prakirakan, lanjut Mentan, akan terjadi kemarau yang ekstrem atau El Nino, sehingga perlu diwaspadai.

"Kondisi kemarau harus diwaspadai, terutama pada bulan Agustus yang diprediksi menjadi puncak musim kemarau tahun ini," katanya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Kementan, Ali Jamil mengatakan, terkait dengan ancaman El Nino Agustus mendatang, Kementan menyiapkan berbagai antisipasi kekeringan.

"Di antaranya mendorong petani untuk ikut program asuransi usaha tani padi (AUTP), mengerahkan gerakan serbu El Nino melalui penggunaan pompa air di wilayah-wilayah rentan kekeringan dengan memanfaatkan sumber-sumber air yang ada," jelasnya.

Pihaknya juga akan terus mendorong percepatan tanam menggunakan alsintan seperti traktor roda 4 dan traktor roda 2.

"Tahun 2023 ini Ditjen PSP juga menyiapkan alokasi bantuan alat mesin pertanian seperti traktor roda 4 (800 unit), traktor roda 2 (4.745 unit), dan pompa air 1.900 unit untuk seluruh Indonesia," sebutnya.

Selain itu, Kementan juga akan memaksimalkan kegiatan rehabilitasi jaringan Irigasi tersier (RJIT) yang dapat meningkatkan efisiensi aliran irigasi hingga ke lahan sawah. Kemudian kegiatan irigasi perpipaan, irigasi perpompaan, pembangunan embung, dam parit yang bertujuan sebagai suplesi air hingga lahan.

"Tahun 2023 ini, Kementan juga akan mengalokasikan embung sekitar 500 unit, perpompaan 629 unit, perpipaan 250 unit, RJIT 3.213 unit, sebagai salah satu bentuk antisipasi El Nino," tuturnya.

Selain itu, infrastruktur irigasi yang telah dibangun pada tahun tahun sebelumnya dapat dimanfaatkan untuk melakukan antisipasi kemarau nanti.

Pada 2020-2022 Kementan telah mengalokasikan kegiatan irigasi untuk meningkatkan ketersediaan air pada musim kemarau antara lain kegiatan RJIT sebanyak 11,866 unit, perpompaan 2.177 unit, Perpipaan 439 unit dan embung 1.531 unit.