Seputar Kendaraan Listrik

Anies Kritik Kebijakan Mobil Listrik, Pengamat: Tidak Tepat

Calon Presiden (Capres) Anies Baswedan secara terbuka mengkritik pemberian subsidi mobil listrik yang digagas oleh pemerintah pusat.

Kunjungan Anies Baswedan ke Ponpes Al-qodiri, Sabtu (6/5). (apahabar.com/ M Ulil Albab)

apahabar.com, JAKARTA - Calon Presiden (Capres) Anies Baswedan secara terbuka mengkritik pemberian subsidi mobil listrik yang digagas oleh pemerintah pusat. Menurut Anies, kebijakan tersebut tidak menuntaskan masalah polusi udara dan hanya akan menambah kemacetan di jalan raya.

"Soal polusi udara, solusinya bukanlah terletak di dalam subsidi untuk mobil listrik. Pemilik-pemilik mobil listrik adalah mereka yang tidak membutuhkan subsidi," ujar Anies.

Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menilai, seorang Anies Baswedan seharusnya tidak pantas mengkritik hal tersebut.

"Tidak tepat Anies membandingkan emisi kendaraan listrik pribadi dengan bus untuk kendaraan umum," kata Fabby kepada apahabar.com, Sabtu (13/5).

Baca Juga: Anies Sebut Emisi Mobil Listrik Lebih Tinggi, Begini Kata Pengamat

Menyurut Fabby, emisi per orang nyatanya lebih rendah dibandingkan emisi pada kendaraan pribadi masyarakat. Karena itu, tidak tepat untuk membandingkan antara kemacetan di jalan raya dengan emisi setiap orang.

"Emisi per orang per Km bus sebagai transportasi publik lebih rendah dari emisi kendaraan pribadi," ujarnya.

Sebelumnya, Anies mengungkapkan jika emisi karbon yang dihasilkan kendaraan listrik yakni mobil pribadi lebih tinggi dibandingkan bus berbahan bakar minyak. Hitung-hitungan tersebut merupakan hasil akumulasi dari jumlah penumpang yang bisa diangkut kendaraan.

"Ini contoh kalau kita hitung emisi karbon mobil listrik perkilometer perkapita sesungguhnya lebih tinggi dari pada emisi karbon bus berbahan bakar minyak. Kenapa itu bisa terjadi, karena bus memuat orang banyak sementara mobil memuat orang sedikit," ujarnya.

Baca Juga: KTT ASEAN, Presiden Jokowi: Sepakat Bangun Ekosistem Kendaraan Listrik

Subdisi mobil listrik, menurutnya, hanya akan menambah jumlah kendaraan pribadi dan berkontribusi menyumbangkan kemacetan.

"Pengalaman kami di Jakarta, kendaraan pribadi berbasis listrik, dia tidak akan menggantikan mobil yang ada di garasinya. Dia justru akan menambah jumlah mobil di jalanan, menambah kemacetan di jalanan," ujarnya

Maka Anies mendorong penggunaan transportasi umum berbasis listrik untuk menuntaskan masalah secara komprehensif.

Baca Juga: Pembiayaan Kendaraan Listrik Diprediksi Tembus Rp100 Miliar pada 2023

"Jadi yang didorong ke depan adalah demokratisasi sumber daya, bahwa kita mengarahkkan agar sumber daya yang dimiliki negara dilakukan melalui sektor-sektor yang memberikan manfaat nyata bagi masyarakat banyak. Bukan semata-mata mendapat perhatian bagi percakapan, apalagi percakapan sosial media," ujarnya.

Ia menambahkan, "Oleh karenanya insyaAllah jalan-jalan tol yang sudah dibangun amat baik oleh pemerintah hari ini kedepannya nantinya dipenuhi kendaraan umum berbasis listrik, kendaraan logistik berbasis listrik bukan kendaraan pribadi."