Pemilu 2024

Anies Anggap Ganjar-Prabowo Teman Berpikir, Bukan Musuh Politik!

Bakal calon presiden Anies Baswedan menganggap Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto bukan musuh politik di Pilpres 2024, melainkan teman berpikir dalam merawat

Anies Baswedan bersama pimpinan partai yang tergabung dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan di Tennis Indoor Senayan, Jakarta. (Foto: apahabar.com/Aditama)

apahabar.com, JAKARTA - Bakal calon presiden Anies Baswedan menganggap Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto bukan musuh politik di Pilpres 2024, melainkan teman berpikir dalam merawat demokrasi.

"Pemilu 2024 bukan tentang satu orang, bukan tentang satu partai ini adalah tentang nasib masa depan bangsa kita," ujar Anies Baswedan saat deklarasi relawan Amanat Indonesia, Minggu (7/5).

Baca Juga: Singgung Ketimpangan, Anies Pamerkan Rekam Jejak di Jakarta

Ia mengingatkan dalam Pemilu 2024 mendatang penting untuk menjaga kemuliaan dan kehormatan demokrasi dengan mengirim pesan-pesan yang menjunjung tinggi idealisme perjuangan bangsa Indonesia.

"Tunjukkan kita memiliki rekam jejak, gagasan dan karya yang baik. Karena kita punya itu semua, kita tidak perlu berbohong," kata dia.

Menurutnya, jika memang memiliki rekam jejak yang baik maka tidak akan ada kebohongan dalam Pemilu nanti.

"Jika terjadi kebohongan dalam produksi, itu adalah cerminan dari rasa tidak percaya diri. Tunjukkan kenyataan dan biarkan kenyataan memenangkan pertarungan gagasan," imbuh dia.

Baca Juga: Anies: Pilpres 2024 Tak Sekadar Pergantian Kekuasaan!

Ia juga mengingatkan akan didapati lawan, tapi bukan musuh dalam gelaran Pemilu 2024.

"Kita adalah saudara sebangsa. Iya kita berlawanan gagasan, ya kita berbeda rekan kerja. Tapi kita bukan musuh. Musuh saling menghabisi, lawan saling menguatkan," jelasnya.

"Lawan debat adalah teman berfikir, lawan di dalam proses Pilpres dan lawan dalam Pemilu adalah teman dalam berdemokrasi," sambung dia.

Menurutnya, saat ini Indonesia sudah memasuki masa demokrasi modern.

"Di dalam proses ini, tidak ada kekuasaan yang berpindah, tidak ada kekuasaan yang hilang. Kekuasaan itu ada di tangan rakyat Indonesia," pungkasnya.