Tak Berkategori

Angkat Isu Pers dan Seni, Yayasan Palatar Gelar “Basurah”

apahabar.com, BANJARMASIN – Yayasan Palatar akan melaksanakan salah satu program regulernya yaitu “Basurah” pada Rabu 20…

Ilustrasi bedah buku. Foto-radarindonesianews.com

apahabar.com, BANJARMASIN – Yayasan Palatar akan melaksanakan salah satu program regulernya yaitu “Basurah” pada Rabu 20 Februari 2019 mendatang.

“Basurah kali ini akan dilaksanakan di Ruang Wakapitu, Gedung Perpusatakaan dan Arsip Daerah Kota Banjarbaru, dimulai pada pukul 20.00 Wita,” ucapKetua Yayasan Palatar, Novyandi Saputra, Minggu (17/2/2019).

Basurah merupakan program Yayasan Palatar yang berbentuk forum diskusi. Forum ini akan dilaksanakan setiap dua bulan sekali dengan membahas isu-isu kebudayaan yang berbeda-beda di setiap pertemuannya.

Basurah 1.0 menghadirkan tiga orang narasumber yaitu Sumasno Hadi, Novyandi Saputra dan Sandi Firly. Forum ini terbuka untuk umum.

Basurah 1.0 sebagai forum pertama yang dilaksanakan oleh Yayasan Palatar di tahun 2019 mengangkat judul “Pers dan Seni; Upaya Pengembangan Seni Budaya”.

Keberadaan Pers dalam dunia seni merupakan sebuah sistem yang berkaitan satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan. Gaung seni akan lebih terdengar ketika pers pun turut menyoroti kesenian.

Di sisi lain, keberadaan jurnalis sebagai pembuat berita seni seringkali hanya pada hal-hal umum dan data-data faktual. Untuk mengupas berita seni menjadi lebih mendalam memerlukan pengetahuan tentang bidang seni itu sendiri.

Berita seni yang di maksud adalah semacam tinjauan seni atau kritik seni. Maka dari itu, keberadaan ahli seni seperti kurator seni, pengamat dan kritikus seni diperlukan untuk mengisi kolom berita seni pada pers.

Seni yang acapkali termarjinalkan perlu mendapat ruang yang luas dalam media massa.

“Hal ini agar merangsang semua pihak untuk memerhatikan seni,” tegasnya.

Basurah memiliki arti bercakap dari bahasa melayu lama. Basurah sebagai ruang terbuka untuk bertukar pikiran dan mengemukakan pendapat. Hal seperti ini bermanfaat untuk menciptakan sebuah ruang dialektika yang sehat.

Dengan acara yang dikemas secara ringan dan juga santai setiap orang dapat mengutarakan apa yang menjadi pemikirannya. Selain itu, Basurah bukan hanya sebagai ruang diskusi yang membahas isu-isu kebudayaan namun juga bedah buku, bedah karya hingga orasi budaya.

Baca Juga:Anak Yatim di Banjarmasin Doakan Kesembuhan Ani Yudhoyo­no

Reporter: Muhammad RobbyEditor: Muhammad Bulkini