Angka Stunting di Banua Tinggi, BKKBN Kalsel Ungkap Penyebabnya

Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kalsel, Haji Ramlan menyebut, salah satu penyebab terjadinya stunting adalah pernikahan dini.

Libatkan mahasiswa berantas stunting di Banua. Foto: apahabar.com/Hasan

apahabar.com, BANJARBARU - Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kalsel, Haji Ramlan, mengungkapkan salah satu penyebab terjadinya stunting di Banua. 

Menurut dia, tingginya angka stunting bukan karena kemiskinan. Penyebab stunting di Kalsel karena tingginya angka pernikahan dini, kesalahan pengasuhan, dan kurangnya air bersih.

"Kemudian sanitasi dan lingkungan tempat tinggal yang kurang diperhatikan juga sangat berpengaruh terhadap stunting," papar Ramlan dalam acara Paman Mahaga Stunting yang berlangsung di Gedung Idham Chalid, Banjarbaru, Kamis (30/11). 

Dia menyebut angka perkawinan di bawah umur masih banyak terjadi di Kalimantan Selatan, terlebih di pelosok-pelosok desa.

Ramlan memberikan contoh, misalnya anak usia 15 tahun menikah, kemudian mempunyai anak. Orang tua si anak, kata dia, kemungkinan besar masih minim pengetahuan soal merawat dan cara mengasuh anak yang benar.

"Kebanyakan karena mereka masih berusia muda, maka gizi si anak tidak terpenuhi. Terciptalah stunting," tandasnya.

Baca Juga: Breaking! Sempat Minta Pertolongan, Wanita di Pasar Baru Diduga Tenggelam di Sungai Martapura

Kepala Dinas Kesehatan Kalsel, dr. Diauddin mengatakan, pemberian gizi dari pemerintah sendiri sudah maksimal.

"Kami sudah melakukan pemberian gizi tambahan. Kemudian ada juga yang dari kementerian langsung ke puskesmas. Jadi di lihat daerahnya yang berpotensi banyak stunting, maka penambahan gizi dikirimkan ke wilayah itu," papar Diauddin.

Untuk memberikan edukasi ke masyarakat terkait pola hidup sehat dan tidak menikah dini, pihaknya melibatkan mahasiswa/mahasiswi dari beberapa univertsitas di Kalsel.

Seperti Fakultas Pertanian dari Univertsitas Lambung Mangkurat (ULM). Para mahasiswa ini diminta melakukan KKN ke sejumlah desa di 13 kabupaten/kota di Banua.

Baca Juga: APBD Perubahan di HST Tak Diproses, LSM dan OKP Datangi Gedung Wakil Rakyat

KKN mereka meliputi edukasi masyarakat agar sadar dengan pola hidup sehat, dampak menikah dini dan membuat makanan yang sehat.

"Banyak hal yang mereka lakukan dalam KKN itu, karena kami juga bekerja sama dengan beberapa universitas," kata Diauddin.

Sementara itu, salah seorang mahasiswi dari Fakultas Pertanian ULM Banjarmasin, Salsabila Putri, saat melakukan KKN di Satui, Tanah Bumbu,  telah mengudukasi masyarakat di posyandu dengan memberikan menu makanan sehat.

"Kami juga memberi resep makanan sehat kepada masyarakat. Lalu kami sampaikan apa manfaat dari makanan sehat itu, agar mereka paham dan bisa menerima," ujar Salsa.