Inflasi Daerah

Angka Inflasi, Sri Mulyani: 16 Provinsi Alami Kenaikan di Atas Rata-Rata

Menteri Keuangan Sri Muyani mencatat, sebanyak 16 provinsi mengalami kenaikan angka inflasi berada di atas level nasional.

Menkeu Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Edisi Juli 2023 (Foto: tangkap layar Kanal Kemenkeu)

apahabar.com, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Muyani mencatat sebanyak 16 provinsi mengalami kenaikan angka inflasi berada di atas level nasional. Untuk Juni 2023 inflasi nasional berada di angka 3,52 persen. 

Kenaikan harga barang terjadi di 16 Provinsi, di antaranya; Maluku (6,1%), Maluku Utara (5,4%), Sulawesi Tenggara (5,3%), Jawa Timur (4,6%), NTT (4,6%), Sumatera Selatan (4,4%), Papua Barat (4,3%), DIY (4,3%), Papua (4,1%), Kalimantan Barat (4,1%), Jawa Barat (3,9%, Sulawesi Tengah (3,9%), Kalimantan Timur (3,8%), Bengkulu (3,7%), dan Kalimatan Trngah (3,5%).

"Kita sekarang masih punya PR antar daerah dinamika harga itu masih cukup tinggi," kata Sri Mulyani pada acara Penyerahan Insentif Fiskal dalam Pengendalian Inflasi Daerah di Jakarta Senin (31/7).

Sri Mulyani juga mengungkapkan, inflasi yang relatif tinggi terjadi di beberapa daerah di Kawasan Timur, terutama didorong oleh tarif angkutan udara dan harga pangan. Gangguan cuaca dan gelombang menimbulkan kendala pada distribusi. Untuk itu diperlukan kebijakan memperkuat distribusi guna menekan biaya logistik.

Baca Juga: Kalteng Terima Insentif Fiskal Pengendalian Inflasi Rp 9.3 Miliar

"Ini karena harga komoditas seperti bahan bakar minyaknya meningkat, avtur, dan ini kemudian diterjemahkan kenaikan. Atau karena mobilitas masyarakat yang sudah mulai pulih menyebabkan kemudian demand meningkat," kata Menkeu.

Selain itu, ujar Sri Mulyani, siklus cuaca yang tak menentu juga turut andil menyebabkan kenaikan harga selain kendala distribusi. Salah satunya karena dampak El Nino.

"Ini menyebabkan volatilitas harga pangan seperti beras ,aneka sayuran, aneka bumbu, dan mempengaruhi produktivitas pangan secara umum," jelasnya.