Kalsel

Anggota DPRD Kalsel Traktir Wifi Buat Pelajar Tabalong, Ini Lokasinya

apahabar.com, TANJUNG – Untuk mendukung program belajar di rumah secara dalam jaringan (daring) serta meringankan beban…

Program ditraktir internet untuk pelajar dan mahasiswa di Tabalong. Foto-Istimewa

apahabar.com, TANJUNG – Untuk mendukung program belajar di rumah secara dalam jaringan (daring) serta meringankan beban para orang tua, anggota DPRD Provinsi Kalimantan Selatan, Firman Yusi menyediakan layanan wifi gratis.

Wifi gratis tersebut hanya diperuntukkan bagi pelajar dan mahasiswa yang mengikuti pembelajaran secara daring.

Pembelajaran secara daring itu tujuannya untuk melindungi mereka (pelajar) dari Covid-19. Tapi muncul permasalahan baru menyangkut tidak meratanya kondisi jaringan internet, letak geografis yang beragam, kemampuan pendampingan orang tua sampai pada masalah munculnya beban biaya tambahan.

Firman Yusi, anggota DPRD Provinsi Kalsel. Foto – Istimewa

“Untuk membantu pelajar dan mahasiswa yang kesulitan karena akses internet karena kouta terbatas, kami hadirkan Wifi gratis khusus pelajar dan mahasiswa,” ujar politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini, Sabtu (25/7) siang.

Kata Firman lagi, lokasi wifi gratis yang ia sediakan bekerjasama dengan Perkumpulan Putra Putri Sarabakawa (Pusaka) ini berada di Balai Pusaka yang beralamat di belakang RTH Kambang Tanjung, Tanjung Selatan, Kecamatan Murung Pudak.

Para pelajar dan mahasiswa yang ingin menggunakan layanan tersebut syaratnya hanya menerapkan protokol pencegah penyebaran Covid-19 seperti ;

Selalu menggunakan masker, mengatur jarak minimal 1,5 meter, mencuci tangan dengan sabun saat datang dan akan meninggalkan lokasi.

Serta menyediakan gawai sendiri dan tentu hanya digunakan untuk kebutuhan pembelajaran daring.

” Pokoknya pelajar dan mahasiswa yang ingin menggunakan layanan kami, harus menerapkan protokol kesehatan Covid-19, serta keperluannya untuk pembelajaran sekolah secara daring saja,” tegas wakil rakyat daerah pemilihan (dapil) Tabalong ini.

Ditambahkan, program ditraktir internet ini mungkin hanya menyelesaikan salah satu masalah. Tujuannya mengurangi beban orang tua pelajar/mahasiswa khususnya untuk pembelian kuota internet. Itupun di titik yang sudah ditentukan, jadi sangat terbatas aksesnya.

“Saya berharap dari gerakan ini muncul spot-spot lain, yang dikelola oleh perorangan atau lembaga baik pemerintah, swasta atau lembaga independen lainnya yang bersedia membuka akses untuk pelajar dan mahasiswa mengikuti pembelajaran daring,” harap Firman.

“Layanan itu sudah bisa dimanfaatkan oleh pelajar dan mahasiswa, sebenarnya untuk mahasiswa sudah dari bulan Ramadan lalu. Kini juga diberikan kepada pelajar, tentu dalam pengawasan kawan-kawan di sana,” tandasnya.

Editor: Syarif