Anggaran Pendapatan Belanja Negara

Anggaran Negara, Sri Mulyani: Harus Terjaga Sehat dan Berkelanjutan

Menkeu Sri Mulyani menjelaskan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) harus terjaga sehat dan berkelanjutan.

Tangkapan virtual Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat 2023 Jakarta, Kamis (6/4/2023). Foto: ANTARA

apahabar.com, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menjelaskan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) harus terjaga sehat dan berkelanjutan.

Pernyataan tersebut disampaikan dalam Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat 2023 yang dipantau secara virtual, Jakarta, Kamis (6/4) dan dikutip Jumat (7/4)

“Arah kebijakan fiskal tahun 2024 adalah fiskal atau APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara), yakni tools untuk dukung tujuan pembangunan. Namun, seperti alat apa pun yang anda pakai di dunia ini, termasuk hp (handphone) yang harus dijaga karena kalau dipakai sembarangan, alatnya rusak, ya tidak akan mencapai tujuan," ujarnya

Di dalam konteks itu, kata Menkeu, perlu untuk menyeimbangkan antara keinginan untuk terus mendukung dan menopang agar tujuan pembangunan tercapai. "Tujuan sambil pelihara alatnya sendiri, yaitu APBN yang harus terjaga sehat dan berkelanjutan,” ucap Menkeu.

Baca Juga: Sri Mulyani Optimistis Pertumbuhan Ekonomi 2024 Capai 5,7 Persen

Berdasarkan proyeksi awal untuk tahun 2024, pertumbuhan ekonomi ditargetkan berada dalam kisaran 5,3-5,7 persen, inflasi 1,5-3,5 persen, nilai tukar Rp14.800-Rp15.400.

Kemudian suku bunga Surat Utang Negara (SUN) 10 tahun sebesar 6,5-7,4 persen, harga minyak 75-85 dolar AS per barel, lifting minyak 592-651 ribu barel per hari (bph), dan lifting gas 1.007-1058 barrels of oil equivalent per day (boepd).

Selanjutnya tingkat kemiskinan ditekan ke angka 6,5-7,5 persen, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 5-5,7 persen, rasio gini 0,375-0,377 poin, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 73,99-74,02 poin, penurunan Emisi Gas Rumah Kaca 27,27 persen, NTN 107-110 poin, dan NTP 105-108 poin.

“Dalam jangka panjang menuju Indonesia maju 2045, kita harus hindari middle income trap dan masalah-masalah struktural harus diperhatikan, seperti pengangguran, kemiskinan, bahkan termasuk soal-soal kesehatan yang semuanya harus diperhatikan," ungkap Menkeu.

Baca Juga: Belanja Pemerintah 2024, Sri Mulyani: Capai Rp999,99 Triliun

Dia menambahkan, "Jadi tidak hanya bicara kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) melalui pertumbuhan ekonomi, tapi juga bicara indikator-indikator yang penting lainnya.

Arahan presiden

Presiden Joko Widodo disebut telah mengarahkan jajarannya untuk menurunkan kemiskinan ekstrem, tingkat stunting, pengendalian inflasi, dan peningkatan investasi pada tahun 2024 supaya indikator pembangunan menjadi lebih baik.

Arahan kebijakan dari sisi APBN adalah penguatan kualitas SDM yang mencakup dimensi pendidikan, kesehatan, infrastruktur dasar seperti air bersih. Selanjutnya adalah peningkatan nilai tambah sumber daya alam, penguatan deregulasi dan institusi, dan pembangunan infrastruktur agar mencapai tujuan, yakni menurunkan Incremental Capital Output Ratio (ICOR).

“Kalau birokrasi makin baik, infrastruktur kredibel dan efisien, SDM makin baik kualitasnya, maka setiap investasi capital 1 rupiah hasilnya akan jauh lebih bagus. Namun kalo infrastrukturnya buruk, SDM tidak berkualitas, dan regulasinya membelit-belit, maka 1 rupiah takkan hasilkan apa-apa, habis hanya untuk inefficiency system,” papar Sri Mulyani.

Baca Juga: Anggaran Prioritas 2024, Menkeu: Fokus untuk SDM dan Infrastruktur

Karena itu, presiden terus menekankan jajarannya agar tidak kerja business as usual atau sekedar rutinitas belaka.

“Mindset (tidak kerja rutinitas) seperti inilah yang terus kita coba, karena pada akhirnya nilai tambah bukan masalah berapa jumlah belanja modal, tetapi apakah belanja modal yang kita lakukan akan hasilkan sesuatu yang betul-betul bermanfaat dan paling produktif,” tandasnya.