Hot Borneo

[ANALISIS] Jangan Anggap Remeh Banjir Rob Banjarmasin

apahabar.com, BANJARMASIN – Pengamat tata kota dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Akbar Rahman menyebut banjir rob…

Banjir rob kembali menggenangi sejumlah kawasan di Banjarmasin. apahabar.com/Riki

apahabar.com, BANJARMASIN – Pengamat tata kota dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Akbar Rahman menyebut banjir rob perlu menjadi atensi serius pemerintah.

Meski hanya pada waktu tertentu dengan durasi cukup singkat, nyatanya fenomena pasang surut ini sudah menjadi langganan di Kota Seribu Sungai.

"Harus ada mitigasi terkait pengelolaan dari pasangnya air itu," katanya, Selasa (24/5).

Berdasar pengamatannya, masih terdapat beberapa titik khusus jalan raya yang mengalami genangan cukup lama. Padahal, banjir rob sudah masuk fase surutnya.

Itu artinya, ada masalah pada proses pengaliran air. Pemerintah diminta segera membenahi sistem saluran drainase.

Di sisi lain, Akbar menilai masalah juga terjadi pada aliran sungai. Ia mengaku banyak menemukan endapan pada sejumlah anak-anak sungai di Banjarmasin.

Mesti ada pemeliharaan rutin. "Bukan hanya pemerintah, tapi masalah ini harus diselesaikan dengan kerja kolektif yang melibatkan masyarakat hingga akademisi," ujar doktor urban desain jebolan Saga University Jepang ini.

Persoalan lain yang perlu diingat, kata Akbar, bahwa Banjarmasin adalah salah satu wilayah dengan dataran rendah.

“Suatu hamparan tanah lapang yang luas dengan tingkat ketinggian yang diukur dari permukaan laut adalah relatif rendah yaitu tidak lebih dari 200 meter di atas permukaan laut,” ujarnya.

Istilah itu diterapkan pada kawasan manapun dengan hamparan luas dan relatif datar yang berlawanan dengan dataran tinggi.

Sementara yang menjadi masalah, kondisi Banjarmasin pada beberapa titik sekarang ini sudah berada di bawah permukaan air pasang tertinggi.

Ambil contoh kasus, banjir di kawasan Pasar Ujung Murung sejak sepekan terakhir. Ketinggian air yang melanda kawasan pasar, cukup bervariasi, dari 8-10 cm. Tergantung posisi lantai pasar yang memang tidak rata.

"Artinya, pemerintah harus menyiapkan Pasar Ujung Murung ini nanti harus diapakan, karena permukaannya sudah berada di bawah permukaan air pasang tertinggi," paparnya.

Toh, jika harus direvitalisasi, sesuai wacana beberapa tahun belakangan, Akbar meminta Pemkot menyiapkan penataan sedemikian rupa. Buat desainnya sesuai ketinggian permukaan air laut saat ini.

"Jangan sampai desain yang dibuat malah tidak menjawab permasalahan pasang air," tuturnya.