Tak Berkategori

Anak Petani Hutan Kemasyarakatan Raih Gelar Sarjana Terbaik Fahutan ULM

apahabar.com, BANJARBARU – Duduk di kursi paling depan didampingi orang tua tercinta, perasaan calon wisudawati, Yulia…

Yulia Fitriani sebagai sarjana terbaik Fakultas Kehutanan (Fahutan) ULM periode Februari 2019. Foto-apahabar.comRobby

apahabar.com, BANJARBARU – Duduk di kursi paling depan didampingi orang tua tercinta, perasaan calon wisudawati, Yulia Fitriani campur aduk antara tak percaya, bangga dan terharu.

Bagaimana tidak, seketika namanya disebut sebagai sarjana terbaik Fakultas Kehutanan (Fahutan) ULM periode Februari 2019.

Sebagai anak petani kecil yang hanya mengelola hutan kemasyarakatan (HKm) di Desa Tebing Siring, Tanah Laut. Dia sempat pesimis bisa menjadi seorang mahasiswi dan lulus menjadi sarjana kehutanan dengan Indeks Prestasi Kumulatif 3.63, lama studi 4.4 tahun.

Lebih-lebih, ia didaulat mewakili wisudawan untuk menyampaikan sambutan dalam acara pelepasan sarjana Program Strata-1 Fakultas Kehutanan ULM.

“Saya teringat, ketika pertama kali ditawari kuliah di Fakultas Kehutanan oleh Tim Pendamping Fahutan ULM untuk HKm. Awalnya ragu. Sebagai orang kampung dan anak petani, mampukah saya bersaing dan meraih sarjana,” kenang Yulia disela sambutan pelepasan sarjana Program Strata-1 Fakultas Kehutanan ULM, Senin (11/2/2019).

Ia bersyukur berkat dukungan orang tua dan kerabat serta motivasi Pendamping Fahutan ULM, sehingga bisa meraih gelar sarjana.

“Alhamdulillah hari ini saya bisa mewakili teman-teman sebagai sarjana baru,” tutupnya.

Sementara itu, Ketua Pusat Perhutanan Sosial dan Agroforestri Fakultas Kehutanan ULM, Hamdani Fauzi menyampaikan, saat aktif sebagai seorang mahasiswi, Yulia senantiasa dilibatkan dalam kegiatan pendampingan program HKm.

Baca Juga:ULM Banjarmasin Bantu Pendirian Fakultas Kehutanan Universitas Pahlawan di Riau

Yulia bertugas mengelola pembukuan, administrasi dan pengembangan kelembagaan KTHKm, sehingga bisa langsung menerapkan ilmu kuliah di tengah masyarakat.

Sebagaimana diketahui bahwa Pendampingan HKm di Desa Tebing Siring oleh Fakultas Kehutanan ULM telah dilaksanakan sejak tahun 2011 bekerjasama dengan para pihak, termasuk Bridgestone dan JIFPRO Jepang.

Melalui program ini, bersama masyarakat telah berhasil merehabilitasi hutan lindung seluas 158 ha, dan tidak hanya itu membuka peluang baru bagi masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

Diwaktu bersamaan, Dekan Fakultas Kehutanan ULM, Sunardi melepas sebanyak 35 orang wisudawan dan wisudawati. Menurutnya, para alumni harus mampu bersaing, apalagi di era 4.0. Sehingga membutuhkan kemampuan lebih bukan hanya sebagai sarjana.

Peluang karier di bidang kehutanan saat ini mulai terbuka lebar semenjak kebijakan KPH (Kesatuan Pengelolaan Hutan), Perhutanan Sosial, dan Rehabilitasi DAS, bahkan di tingkat lokal bergaungnya kebijakan revolusi hijau yang dicanangkan oleh Gubernur Kalsel. “Ini membutuhkan silvikulturis-silvikulturis yang trampil membangun hutan,” jelasnya.

Prospek dunia kehutanan ke depan akan kembali cerah seperti era 1980-an. Hal ini bukan sekedar mimpi belaka, karena baru-baru ini, 22 Januari 2019, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencanangkan Silvikultur Intensif (SILIN).

SILIN bukan sistem silvikultur, tetapi teknik silvikultur yang diyakini mampu meningkatkan produktifitas hutan.
Para pakar yakin, jika SILIN diterapkan dan dilaksanakan dengan baik, tahun 2040 produksi hutan alam kita mampu menyamai tahun 1980-an, 20 juta m3 /tahun.

Baca Juga:ULM Tambah Guru Besar, Pertama di Fakultas Kedokteran Gigi

Reporter: Muhammad Robby
Editor: Syarif